Liputan6.com, DIY Polres Bantul, DIY melaporkan korban yang mengalami keracunan makanan pada Selasa (10/9/2024) mencapai 25 orang dan hingga Kamis (12/9/2024) sebanyak 11 korban telah ditangani RSUD Panembahan Senopati. Para korban keracunan usai mengkonsumsi nasi kotak usai menghadiri acara yang dihadiri Bupati Bantul Abdul Halim Muslih.
Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana menerangkan semua korban ini sebelumnya menghadiri acara penetapan rintisan desa budaya di Desa Patalan, Kecamatan Jetis.
“Selasa siang, kami pertama kali menerima laporan sembilan warga Desa Patalan keracunan usai makan nasi kotak yang dibawa pulang,” jelasnya.
Advertisement
Baca Juga
Hingga malam hari, berturut-turut kepolisian mendapatkan laporan korban keracunan Bantul hingga mencapai 25 orang. Para korban sebanyak 17 orang berasal dari Desa Patalan, dua dari Desa Trirenggo Kecamatan Bantul, dan enam orang dari Desa Wirokerten Kecamatan Banguntapan.
“Keterangan saksi, menu nasi kotak yang dimakan berupa nasi, ayam bakar, sambal krecek telur puyuh, oseng mie soun jamur, sosis solo, sus kering, kerupuk, lalapan selada air, dan air kemasan gelas,” lanjutnya.
Wakil Direktur Pelayanan dan Penunjang RSUD Panembahan Senopati Bantul, Fauzan menyatakan sejak Selasa hingga Rabu (11/9/24) malam pihaknya telah menangani sebanyak 11 korban keracunan makanan.
“Enam korban sudah diperkenankan pulang untuk rawat jalan. Dari lima yang kita inapkan, dua ada di Unit Gawat Darurat (UGD) dan tiga ada di bangsal Parikesit,” jelasnya.
Tim dokter RSUD Panembahan juga telah mengirimkan sampel makanan dan muntahan pasien ke Balai Laboratorium Kesehatan dan Kalibrasi Dinas Kesehatan DIY.
Fauzan menegaskan semua korban mengalami kondisi keracunan yang sama usai mengonsumsi nasi kotak yaitu perut mual-mual, diare, badan menggigil dan muntah-muntah.
Usai menjenguk korban keracunan, Bupati Abdul Halim Muslih menyatakan para korban mengalami keracunan bergiliran mulai pukul 12.00 WIB, pukul 15.00 WIB, sampai pukul 21.00 WIB.
“Korban rata-rata mengonsumsi di rumah, karena rata-rata nasi kotak dibawa pulang. Kecuali yang jam 12, satu orang makan di lokasi karena memang nasi kotak datang pukul 08.00 WIB disiapkan untuk makan siang,” katanya.
Namun Halim mengaku penasaran, berdasarkan keterangan semua korban menu yang disajikan di nasi kotak tersebut tidak berbau basi. Sambil menunggu hasil laboratorium, Halim tidak mau berburuk sangka apakah ini disebabkan keteledoran pihak penyedia atau faktor lainnya.
Laporan total nasi kotak yang dibagikan kepada para tamu saat acara penetapan rintisan desa budaya di Desa Patalan sebanyak 300-an. Ia mengaku tidak memakan nasi kotak karena panitia menyediakan menu prasmanan di tempat terpisah.
Satu korban yang dirawat di UGD, Sulistyowati mengaku dirinya baru mengkonsumsi nasi kotak yang dibagikan sejak siang pukul 16.00 WIB. Tanda-tanda keracunan baru dirasakan mulai pukul 21.00 WIB.
“Awalnya mual-mual dan muntah-muntah. Usai dari belakang, karena diare badan langsung menggigil dan oleh keluarga langsung dirujuk ke sini,” katanya singkat.