Jadi Korban Pembacokan Suporter, Ratusan Anggota PSHT Datangi Mapolres Bantul

Ratusan anggota Persatuan Setia Hati Terate (PSHT) senin (29/5/23) siang mendatangi Mapolres menuntut pelaku penganiayaan yang menyebabkan salah satu warga yang juga anggota PSHT Bantul menjadi korban penganiayaan.

oleh Hendro diperbarui 31 Mei 2023, 20:00 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2023, 20:00 WIB
Warga PSHT datangi Mapolres Bul bunut penganiayaan salah satu anggota di Parangtritis
Setidaknya ada 200-an orang anggota PSHT dari berbagai wilayah di Yogyakarta menjenguk ke rumah korban sebelum menggelar aksi di Mapolres Bantul.

Liputan6.com, Bantul - Ratusan anggota Persatuan Setia Hati Terate (PSHT), Senin (29/5/23) siang mendatangi Mapolres Bantul guna menuntut pelaku penganiayaan yang menyebabkan salah satu warga yang juga anggota PSHT Bantul menjadi korban penganiayaan. Aksi demonstrasi tersebut dilakukan sebagai bentuk solidaritas terhadap para korban.

Menurut salah satu sesepuh PSHT Yoygyakarta, Haryadi menyampaikan bahwa kedatangannya ke Mapolres Bantul ini adalah sebagai bentuk solidaritas keluarga PSHT agar pelaku penganiayaan dapat segera ditangkap.

“Kami datang ke sini memberi dukungan kepada pihak kepolisian agar pelaku segera ditangkap dan diproses hukum,” tegas Haryadi. Haryadi menyebut, setidaknya ada 200-an orang anggota PSHT dari berbagai wilayah di Yogyakarta sebelum ke Mapolres Bantul berkumpul di rumah korban untuk menjenguk. Menjelang tengah hari, para anggota PSHT bergerak menuju Mapolres Bantul.

Sementara itu, Kapolres Bantul AKBP Ihsan mengatakan bahwa peristiwa terjadi pada Minggu (28/5/23) malam. Penganiayaan terjadi saat sekelompok suporter sepak bola menggelar pesta yang diiringi dengan suara musik yang cukup keras.

“Jadi ada pesta, kalau tidak salah, ulang tahun di sebuah vila di kawasan Pantai Parangtritis dengan iringan musik yang cukup keras, suporter itu dari PSIM Yogyakarta,” jelas Ihsan, Selasa (30/5/23) siang.

Lebih lanjut Ihsan menuturkan, suara musik yang keras tersebut membuat warga merasa terganggu. Sehingga korban bersama warga lainnya kemudian mendatangi vila tersebut agar pihak suporter mengecilkan volume musik.

Namun, imbauan warga justru membuat kelompok suporter merasa tersinggung sehingga terjadi percekcokan diantara kedua belah pihak. Hingga salah satu anggota suporter sepak bola menyerang warga dengan menggunakan senjata tajam.

“Cekcok dulu dan salah satu anggota diduga membawa senjata tajam dan menyerang hingga mengakibatkan korban dan beberapa warga lainnya mengalami luka-luka,” jelasnya.

Beruntung, warga lainnya yang mengetahui kejadian itu sempat menghentikan aksi brutal pelaku. Korban mengalami luka robek di bagian tangan dilarikan kerumah sakit untuk mendapat perawatan.

“Setelah kejadian itu kita langsung buat LP. Sudah memeriksa beberapa saksi dan cek CCTV. Kita sudah profiling pelakunya dan Insyaallah dalam waktu dekat pelaku kita amankan,” terangnnya.

Diketahui, korban adalah Ali merupakan Koordinator Sar Satlinmas Korwil III Baron yang mengalami luka robek di bagian tangan dan beberapa luka lainnya.  Tak hanya Ali, ada beberapa warga lain juga mengalami luka luka.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya