Liputan6.com, Yogyakarta - Temu bisnis dengan akademik UGM menjadi pembangunan kolaborasi antara akademisi dan pelaku dunia usaha untuk hilirisasi hasil inovasi riset yang sudah dikembangkan oleh UGM melalui Science Techno Park. Wakil Rektor Bidang Pendidikan dan Pengajaran Wening Udasmoro mengatakan selain menutup kesenjangan antara dunia akademik dan dunia industri, temu bisnis ini juga untuk menjalankan mandat UGM untuk memproduksi pengetahuan dan memberi kemanfaatan bagi masyarakat. “Kedua mandat tersebut dipegang teguh,” katanya di Gedung UGM Kampus Jakarta, Jumat 13 September 2024.
Menurutnya banyak hasil inovasi dari peneliti dari kampus UGM yang menjadi perhatian dari luar kampus termasuk perusahaan. Ketertarikan ini tidak hanya perusahaan dari dalam negeri bahkan dari luar negeri. “Baru-baru ada Industri di Jerman yang ingin menggunakan produksi pengetahuan yang dihasilkan oleh peneliti FMIPA, ternyata produksi pengetahuan dan inovasi dari ahli-ahli UGM sudah diakui di tingkat nasional maupun internasional,” jelasnya.
Advertisement
Baca Juga
Lebih lanjut Wening mengatakan bahwa melalui temu bisnis ini nantinya akan memperkuat kolaborasi. Sehingga hilirisasi produk riset dan inovasi dapat diadopsi dan dimanfaatkan langsung untuk kepentingan industri dengan tetap menjaga mandat UGM. “Kita ingin apa yang kita hasilkan bisa bermanfaat bagi industri karena UGM sebagai kampus komprehensif dari ilmu sains hingga social sains, selain untuk industri tapi juga memberi manfaat bagi masyarakat luas,” katanya.
Sementara itu Direktur Pengembangan Usaha UGM, Hargo Utomo mengatakan pihaknya saat ini tengah mendorong kerjasama berbagai hasil inovasi unggul ini dengan industri. “UGM Science Techno Park dalam lima tahun ke depan akan didorong melakukan downstream inovasi unggul ke industri. Kita ingin UGM terus menggelorakan semangat inovasi untuk kemajuan negeri,” katanya.
Sedangkan Eko Ricky Susanto selaku Vice President Retail Fuel Sales Marketing Regional Directorate PT Pertamina Patra Niaga menuturkan pihaknya membuka peluang kerja sama dengan peneliti dari UGM terkait dalam mendukung target pemerintah untuk mencapai net zero emission tahun 2060. Beberapa kegiatan pertamina sekarang ini sudah diarahkan pada pengembangan energi baru dan terbarukan seperti pengembangan energi geothermal, gas, dan energi hidrogen. “Energi hidrogen sebagai energi transisi dinilai salah satu energi bersih dan lebih bagus, ke depan di seluruh dunia mungkin nanti akan muncul infrastruktur lebih murah untuk hidrogen,” paparnya.
Tetap menjaga dua mandat UGM, pada ajang temu bisnis kali ini, UGM Science Techno Park membuka peluang kolaborasi melalui expo virtual produk inovasi diantaranya karbon nanopori, karbon mesopori, inovasi biofuel dari biji nyamplung bahkan hingga inovasi turunan polimer yaitu bioplastik serta perusahaan rintisan berbasis teknologi (startup). Selain itu, terdapat lebih dari 100 inovasi termasuk paten inovasi berstatus granted yang ditawarkan untuk menjadi topik penelitian dan pengembangan kolaborasi antara universitas dengan industri.