Mengenal Kemurai, Plastik Kemasan Mudah Terurai Buatan Tim Peneliti UGM

Sampah plastik menjadi penyumbang utama dalam urusan dalam pencemaran lingkungan baik pencemaran tanah maupun laut. UGM mengembangkan kemurai plastik kemasan mudah terurai.

oleh Yanuar H diperbarui 03 Sep 2024, 07:00 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2024, 07:00 WIB
7,2 Juta Ton Sampah di Indonesia Belum Terkelola dengan Baik
Sampah plastik berupa kemasan kecil, dari sachet shampo, bungkus mie instan, kemasan gelas plastik hingga botol air minum, ikut memperparah jumlah timbunan sampah dan menjadi tambahan bahan bakar di lokasi TPA sampah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Yogyakarta - Tim Peneliti dari Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik (FT) Universitas Gadjah Mada berhasil mengembangkan produk inovasi plastik kemasan mudah terurai yang disingkat Kemurai. Yuni Kusumastuti  selaku koordinator tim mengatakan Kemurai ini adalah plastik kemasan berbasis polipropilen yang kemampuan degradasinya lebih cepat dari plastik biasa. 

“Ide riset ini muncul sejak 2018, berawal dari keresahan atas permasalahan sampah yang semakin banyak, utamanya sampah plastik yang perlu waktu lama untuk diuraikan tanah,” katanya di Laboratorium Teknik Kimia UGM  Rabu 28 Agustus 2024. 

Yuni Kusumastuti, menggandeng Moh. Fahrurrozi,  dan  Teguh Ariyanto untuk mengatasi masalah sampah plastik kemasan ini dengan upaya memformulasikan sebuah plastik dengan komponen serupa dengan plastik yang umumnya namun dengan estimasi waktu penguraian  dua kali lebih cepat daripada plastik biasa. Sehingga muncul ide memberikan tambahan zat aditif pada bahan dasar plastik tersebut. 

“Kami melakukan penambahan zat aditif berupa pro-oxidant dan juga bio aditif pada polipropilen sebagai bahan dasar plastik sehingga plastik dapat mengalami perubahan struktur dengan kondisi lingkungan yang spesifik yang menyebabkan terjadinya pemecahan  molekul dengan rantai yang panjang menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga mudah terurai,” ungkap Yuni.

Lebih lanjut Yuni menjelaskan dengan penambahan zat aditif pada kemurai ini tidak mengubah kekuatan, bahkan justru kekuatan dan kemampuan Kemurai  sama dengan plastik konvensional. Hanya saja, dengan tambahan Kemurai akan lebih mudah terurai di lingkungan. 

Walaupun plastik kemasan mudah terurai namun produknya belumlah selesai. Ia menjelaskan   produk ini masih harus melewati beberapa tahapan seperti pengujian waktu penguraian, selain  mengupayakan pengetesan formulasi lain pada produk Kemurai dengan kombinasi dengan bahan alam lainnya. “Kami juga harus menekan biaya produk sehingga harganya tidak jauh berbeda dengan plastik konvensional sehingga kelak masyarakat tidak kesusahan saat beralih ke Kemurai,” jelasnya. 

Dengan proses Kemurai yang masih panjang, Yuni berharap ke depannya Kemurai dapat bersinergi bersama mitra industri yang memiliki inovasi sejalan sehingga Kemurai dapat dipasarkan dan dapat digunakan oleh masyarakat luas. “Dengan demikian diharapkan dapat mempercepat hilirisasi plastik kemasan berbasis polipropilen termodifikasi yang terdegradasi lebih cepat dibandingkan dengan plastik konvensional sehingga diharapkan dapat memberikan kemanfaatan yang lebih luas bagi lingkungan kita,” ujarnya. 

Seperti diketahui, riset produk plastik kemasan mudah terurai di alam ini mendapat pendanaan skema Matching Fund Kedai Reka dari peserta Program Dana Padanan (PDP) Kemendikbud Ristek RI tahun 2023 yang telah dikurasi. Bahkan riset ini sudah bekerja sama dengan Research & Technology Innovation (RTI) PT Pertamina. 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya