Calon Wali Kota Semarang: Pancasila Itu Berani Menolak Kesewenangan

Pertemuan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) dengan calon Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng menyoroti bahwa Pancasila belakangan ini hanya menjadi kosmetik politik tanpa pelaksanaan dan disederhanakan.

oleh Edhie Prayitno Ige diperbarui 18 Sep 2024, 00:22 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2024, 00:22 WIB
Agustina Wilujeng
Calon Wali Kota Semarang yang diusung PDI Perjuangan, Agustina Wilujeng bersilaturahmi dengan para pengurus LDII untuk minta masukan dan nasihat. Foto: liputan6.com/edhie prayitno ige 

Liputan6.com, Semarang - Calon Wali Kota Semarang yang dijagokan PDI Perjuangan, Agustina Wilujeng bertamu ke sekretariat Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII). Kunjungan ini bukan sekadar menambah dukungan, tapi lebih dalam lagi, mendiskusikan pelaksanaan efektivitas untuk kesejahteraan masyarakat.

Ketua LDII Jawa Tengah,  Prof. Singgih ditemani Wakil Ketua LDII Jateng Sunardi Joko Santoso, Ketua LDII Kota Semarang Suhindiyo dan para pengurus lainnya menyambut baik kunjungan Agustina Wilujeng. Sementara dari PDI Perjuangan ikut menemani adalah Kadarlusman dan Supriyadi. Mereka juga dikawal Gus Iwan dari Pagar Nusa.

Dalam pembukaan Agustina Wilujeng mengaku sedang berbelanja masalah masyarakat. Sebagai organisasi masyarakat, LDII pasti menerima banyak keluhan dan memahami problematika masyarakat.

"Jika masalah sudah diidentifikasi, akan lebih mudah mengajak berkolaborasi untuk mencari solusi. Saat ini bukan saatnya mengajak masyarakat sekadar memilih pemimpin, namun harus ada edukasi memilih yang paham masalah," kata Agustina Wilujeng kepada liputan6.com, Selasa (17/9/2024) malam 

Ditambahkan, biasanya para calon akan memaparkan visi dan misinya serta menebar janji tanpa mengetahui persoalan masyarakat.

"Budaya ilmiah, riset, dialog saat ini mendesak sekali. Tujuannya agar masyarakat tak mendapatkan pemimpin hasil pencitraan saja," katanya.

 

Biasa Bertindak Ilmiah

Pilwakot Semarang
Agustina Wilujeng Pramesti, politisi PDI Perjuangan. Akan jadi kuda hitam Pilwakot Semarang? Foto: liputan6.com/edhie prayitno ige 

Sementara itu dalam forum tersebut Prof. Singgih menyebutkan bahwa Agustina Wilujeng sudah terbiasa dengan langkah-langkah ilmiah mengatasi masalah.

"Mbak Agustin ini termasuk bimbingan doktor saya yang cepat selesai yang mengangkat judul masalah ketahanan pangan dan pembangunan manusia. Artinya biasa menggunakan metodologi ilmiah dan akademis dalam merumuskan masalah dan mencari solusinya," kata Prof Singgih 

Ketua LDII Kota Semarang Suhindiyo menyampaikan bahwa saat ini sikap intoleransi masih menjadi ancaman kehidupan bernegara. Intoleransi itu bukan hanya tentang agama, namun juga pemikiran.

"Saya berharap Semarang sebagai kota dengan toleransi yang sangat tinggi bisa dijaga dan dirawat," katanya.

Ia juga berharap tak ada perlakuan diskriminasi jika ada yang berbeda pemikiran dengan pemerintah. Pemikiran tidak harus seragam sesuai yang dikehendaki pemerintah. Tak harus memuji, namun mengkritik juga memiliki hak yang sama.

Diminta tanggapannya, Agustina Wilujeng berkata singkat bahwa manusia Pancasila itu  akan menolak kesewenang-wenangan, berlaku aji mumpung, dan menghindari keserakahan.

"Kalau sepakat dengan Pancasila, berarti berani menolak kesewenang-wenangan," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya