Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman terus melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah daerah lain usai menemukan praktik korupsi takaran atau volume minyak goreng Minyakita di Jakarta akhir pekan lalu. Kali ini Mentan Amran mengunjuki di Pasar Tambahrejo Surabaya, Jawa Timur.
Di pasar tersebut, ia menemukan tujuh perusahaan diduga mengurangi volume minyak goreng kemasan MinyaKita. “Kami temukan takaran minyak dikurangi, ada yang hanya 700 ml. Ini merugikan masyarakat,” kata Andi Amran Sulaiman dikutip dari Antara, Jumat (14/3/2025).
Baca Juga
Nama sejumlah perusahaan yang diduga memproduksi dan mengemas minyak goreng MinyaKita kurang dari 1 liter yakni:
Advertisement
- CV Briva Jaya Mandiri (Ponorogo),
- CV Bintang Nanggala,
- KP Nusantara (Kudus),
- CV Aneka Sawit Sukses Sejahtera (Surabaya),
- CV Mega Setia (Gresik), dan
- PT Mahesi Agri Karya (Surabaya).
Dalam sidak ini, turut dihadiri pihak Kantor Staf Kepresidenan (KSP), Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryoni serta Satgas Pangan.
Dalam kegiatan sidak ini, Mentan kembali menemukan adanya kecurangan dalam pengemasan minyak goreng, yaitu mengurangi takaran minyak goreng MinyaKita.
Sebanyak tujuh perusahaan kedapatan menyunat takaran minyak goreng dalam kemasan yang seharusnya berisi 1 liter.
Solo dan Jakarta
Sebelumnya, Mentan Amran juga telah melakukan sidak di Jakarta dan Solo. Ditemukan praktik pengurangan volume di Jakarta oleh tiga perusahaan dan di Solo oleh dua perusahaan.
Sesuai ketetapan pemerintah, harga eceran tertinggi (HET) MinyaKita ditetapkan Rp15.700 per liter. Namun, Mentan menegaskan bahwa beberapa produsen mengurangi isi tanpa menyesuaikan harga, sehingga masyarakat dirugikan.
Oleh karena itu, Mentan meminta Satgas Pangan segera mengambil tindakan tegas terhadap hal tersebut.
“Kami harap ada sanksi berat untuk perusahaan nakal ini. Jangan sampai ada lagi yang menipu rakyat. Kami serahkan penegakan hukumnya ke Satgas Pangan,” ujar Mentan dalam keterangan di Jakarta, Jumat.
Fokus ke Volume
Di tempat yang sama, Wamentan Sudaryono menambahkan bahwa sidak dilakukan masih fokus kepada volume, sementara kualitas minyak juga perlu diteliti lebih lanjut.
“Kita belum cek kualitasnya. Jangan-jangan lebih banyak lagi pelanggaran,” ujar Wamentan.
Menurut Wamentan, sepatutnya kecurangan itu ditindak tegas karena telah merugikan masyarakat.
“Kita semua wajib marah karena kita melihat ada segelintir pengusaha serakah yang mengorbankan dan menari-nari di atas penderitaan rakyat,” tegasnya.
Satgas Pangan Mabes Polri Brigjen Pol. Djoko Prihadi memastikan Bareskrim Polri sudah bergerak menindaklanjuti temuan ini.
“Kami temukan 7 perusahaan di sini, dan sudah ada 10 tersangka di seluruh Indonesia. Kami akan usut sampai tuntas,” tegasnya.
Advertisement
Dasco Sidak MinyaKita di Pasar Kramat Jati, Temukan Produk Sesuai Takaran
Sebelumnya, Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco bersama pimpinan Komisi VI DPR melakukan sidak ke Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (14/3/2025). Sidak dilakukan untuk mengecek MinyaKita yang belakangan disebut oplosan hingga takarannya kurang.
Hasil sidak, Dasco menemukan takaran MinyaKita sudah sesuai dan harga jual tidak ada yang di atas HET (Harga Eceran Tertinggi).
“Untuk takaran kita tidak temukan ada pengurangan, kemudian untuk harga itu sudah sesuai HET yg kami tadi sudah tanya kepada pengecer tadi sudah seminggu ini harga sudah sesuai het yaitu Rp. 15.700. Mudah-mudahan mendekati lebaran harga HET nya bisa stabil di 15.700,” kata Dasco di lokasi sidak.
Namun, Dasco menemukan ada mintak merk lain yang dijual dengan takaran yang kurang dan harga lebib mahal. “Kami temukan juga di salah satu penjual ada minyak dengan merek lain, dengan takaran yg kurang kemudian harganya lebih mahal dan juga tidak barcodenya tidak bisa dicek dan tidak ada kadaluwarsanya. Nah ini nanti kita minta kepada perdagangan untuk menindaklanjuti temuan kami pada hari ini,” ungkapnya.
