Profil Nasaruddin Umar, Kiai Kelahiran Tanah Bugis yang Jabat Menteri Agama Kabinet Merah Putih

Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA adalah cendekiawan islam yang banyak memberikan sumbangsih bagi negeri

oleh Fauzan diperbarui 20 Okt 2024, 22:36 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2024, 22:36 WIB
Hingga Malam Hari, Sejumlah Tokoh Berdatangan Penuhi Panggilan Prabowo
Nasaruddin Umar. Ia adalah Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta. Sebelumnya ia menjabat sebagai Wakil Menteri Agama Republik Indonesia dari tahun 2011 sampai 2014. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA dipercaya menjadi Menteri Agama oleh Presiden Prabowo Subianto dalam Kabinet Merah Putih periode 2024-2029. Nasaruddin adalah seorang tokoh terkemuka dalam dunia Islam Indonesia yang telah memberikan kontribusi yang tak ternilai dalam bidang agama, pendidikan, dan dialog antar-agama. 

Nasaruddin Umar adalah seorang cendekiawan dan pemimpin agama yang mengabdikan hidupnya untuk kepentingan Islam dan negaranya. Ia lahir di Tanag Bugis, tepatnya di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, pada 23 Juni 1959, dan saat ini, dia tinggal di alamat Jl. Ampera 1 No. 10, Ragunan, Pasar Minggu. 

Kepintarannya dan dedikasinya dalam bidang agama terlihat melalui penulisan 12 buku, termasuk karya berjudul "Argumen Kesetaraan Jender Perspektif Al-Quran," yang mengungkapkan hasil penelitiannya tentang bias gender dalam Al-Quran. 

Selain itu, Nasaruddin Umar adalah pendiri organisasi lintas agama Masyarakat Dialog antar Umat Beragama (MADIA) dan menjabat sebagai Sekretaris Umum Lembaga Studi Islam dan Kemasyarakatan (LSIK) di Jakarta. 

Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA juga terlibat dalam organisasi-organisasi keagamaan seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Dia juga diketahui menduduki berbagai jabatan penting, termasuk sebagai Wakil Menteri Agama Republik Indonesia era Presiden Jokowi sekaligus Imam Besar Masjid Istiqlal. 

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

Riwayat Pendidikan

Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar usai menghadap Presiden Terpilih Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Kertanegara, Jakarta Selatan pada Senin (14/10/2024).
Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar usai menghadap Presiden Terpilih Presiden Terpilih Prabowo Subianto di Kertanegara, Jakarta Selatan pada Senin (14/10/2024). (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)

Perjalanan pendidikan Nasaruddin Umar mencerminkan semangatnya untuk mengejar ilmu yang tiada henti. Ia memulai pendidikan dasarnya di SDN 6, Ujung-Bone, pada tahun 1970, dan dari situ, ia melanjutkan ke Madrasah Ibtida’iyah di Pesantren As’adiyah Sengkang pada tahun 1971. 

Ini adalah langkah awal dalam pendidikan agamanya. Selama beberapa tahun berikutnya, Nasaruddin Umar menempuh pendidikan di Pesantren As’adiyah Sengkang, di mana ia menyelesaikan PGA selama 4 tahun dan PGA selama 6 tahun. Pendidikan formalnya melanjutkan dengan meraih gelar Sarjana Muda dari Fakultas Syari'ah IAIN Alauddin Ujung Pandang pada tahun 1980. 

Ia kemudian menerima gelar Sarjana Lengkap (Sarjana Teladan) dalam bidang yang sama pada tahun 1984. Studi pascasarjana dijalani dengan mengejar program S2 tanpa tesis di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 1990-1992. Nasaruddin Umar juga mengambil langkah besar dengan studi S3, lulus sebagai alumni terbaik, dengan menyelesaikan disertasinya tentang "Perspektif Jender dalam Al-Quran" pada tahun 1998. 

Prof. Dr. H. Nasaruddin Umar, MA juga mengambil program studi sebagai visiting student di berbagai perguruan tinggi terkemuka di berbagai negara, termasuk McGill University di Kanada, Leiden University di Belanda, dan Paris University di Perancis.

 

Perjalanan Karier

Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengatakan Masjid Istiqlal menerima total 50 ekor sapi dari sejumlah pejabat negara di Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah.
Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar mengatakan Masjid Istiqlal menerima total 50 ekor sapi dari sejumlah pejabat negara di Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah. (Winda Nelfira).

Perjalanan karir Nasaruddin Umar mencerminkan komitmen dan dedikasinya untuk mengabdi pada agama dan masyarakat. Ia terlibat dalam berbagai organisasi dan menduduki jabatan-jabatan penting, seperti dewan pendiri dan pengurus Masyarakat Dialog antar Umat Beragama (MADIA) Jakarta sejak tahun 1983. 

Pada tahun 1992, ia diangkat menjadi Sekretaris Umum Lembaga Studi Islam dan Kemasyarakatan (LSIK) di Jakarta. Peran penting lainnya adalah saat ia menjadi Wakil Ketua Yayasan Wakaf Paramadina pada tahun 1999. 

Pada tahun 2002, Nasaruddin Umar mencapai puncak akademisnya dengan pengukuhan sebagai Guru Besar dalam bidang Tafsir pada Fakultas Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Perjalanan karirnya terus berkembang, dan ia pernah menjabat sebagai Rektor Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Qur'an serta Direktur Jenderal Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama. Namun, puncak karirnya adalah saat ia menjadi Wakil Menteri Agama Republik Indonesia dari tahun 2011 hingga 2014. 

Sejak tahun 2016, Nasaruddin Umar juga memegang peran yang sangat penting sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal, posisi yang menjadikannya sebagai salah satu pemimpin spiritual terkemuka di Indonesia. Keberhasilan dan pengabdian Nasaruddin Umar mencerminkan peran pentingnya dalam mengembangkan agama Islam dan masyarakat Indonesia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya