Liputan6.com, PALI - Pasien Tuberkulosis (TB) dan Skizofrenia tidak boleh telat minum obat. Kalau tidak, pasien akan kambuh dan kondisi kesehatannya bisa menurun. Seperti itulah yang selalu diingatkan oleh tenaga kesehatan (nakes) ke keluarga pasien, saat berobat di Puskesmas Air Itam di Kecamatan Penukal Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) Sumatera Selatan (Sumsel).
Kedua penyakit tersebut menjadi salah satu fokus utama pendampingan yang dilakukan nakes Puskesmas Air Itam PALI Sumsel. Untuk penyakit TB, jika tidak ditangani dengan serius, bakteri TB bisa ditularkan ke orang di sekitar pasien.
Sedangkan pasien skizofrenia yang tidak mengkonsumsi obat rutin, kondisinya akan sulit terkontrol. Bahkan pasien bisa mengamuk dan mengganggu anggota keluarga dan masyarakat di lingkungan sekitarnya.
Advertisement
Kepala Puskesmas Air Itam Marlina (46) berkata, pasien TB dan Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) atau penderita skizofrenia banyak berobat di Puskesmas Air Itam PALI. Data per 2024 saja, ada sekitar 40-an orang pasien Skizofrenia dan pasien TB yang silih berganti.
Advertisement
Baca Juga
Karena pengobatan pasien harus kontinu, Marlina bersama nakes lainnya memikirkan bagaimana caranya untuk bisa mengontrol pasiennya agar tidak putus minum obat. Nakes juga seringkali lupa dengan jadwal kontrol para pasien, jika tidak ada yang mengingatkan.
Marlina ingat betul saat pertama kali nakes yang lolos tes CPNS di 2019 bergabung di Puskesmas Air Itam PALI. Dengan nakes-nakes baru, Marlina mengajak berdiskusi bersama, untuk memikirkan solusi memberikan pelayanan kesehatan khusus untuk penderita TB dan Skizofrenia.
Apoteker baru bernama Citra Mayang Sari akhirnya mengusulkan membuat aplikasi pengingat suplai obat ke pasien. Akhirnya di 2019, muncullah aplikasi notifikasi untuk pasien Tuberkulosis dan Skizofrenia atau disingkat ALARM TOSS.
Bersama tim nakes yang paham masalah IT, Puskesmas Air Itam PALI melahirkan aplikasi ALARM TOSS yang digunakan oleh para staff apotek dan dokter. Para nakes akan mencatat setiap kunjungan pasien TB dan Skizofrenia dan jadwal obat yang harus diambil oleh pasien nantinya.
“Aplikasi ALARM TOSS yang digunakan di internal kita, memudahkan untuk para nakes untuk mengetahui kapan jadwal pasien TB dan ODGJ harus mengambil obat. Biasanya ALARM TOSS akan menunjukkan ‘warning’ tiga hari sebelum jadwal kunjungan pasien. Dari situ, kami menghubungi keluarga pasien untuk mengingatkan jadwal ke puskesmas untuk kontrol dan mengambil obat pasien,” ucapnya kepada Liputan6.com, Senin (4/11/2024) lalu.
Tahun 2022, tim IT Puskesmas Air Itam memodifikasi ALARM TOSS dengan menambahkan inovasi Broadcast Message agar bisa menjangkau keluarga pasien lebih mudah. Karena kendala di Dusun Air Itam Kecamatan Penukal, masih sulit jaringan telekomunikasi, sehingga menyulitkan para nakes menghubungi keluarga pasien.
Kolaborasi dengan salah satu perusahaan provider, broadcast message SMS tersebut otomatis akan dikirim ke keluarga pasien untuk mengambil obat pasien tepat waktu.
Jika keluarga pasien TB dan Skizofrenia tidak bisa datang ke puskesmas, tim nakes akan mengunjungi rumah keluarga pasien. Untuk kunjungan pasien TB, tim nakes yang datang yakni tim laboratorium, pengelola program TB, apoteker dan sesekali dokter juga datang. Berbeda dengan kunjungan ke pasien ODGJ, tim nakes yang datang adalah dokter, pengelola program, apoteker dan psikolog.
Dengan adanya aplikasi ALARM TOSS, pasien di Puskesmas Air Itam PALI bisa terkontrol mendapatkan obat, yang berefek positif pada kondisinya. Tak ada lagi pasien TB yang mengalami Drop Out (DO), yang berakibat tingkat kekambuhannya tinggi dan bakterinya bisa menularkan ke orang lain.
Marlina berujar, dulu ada beberapa pasien TB yang DO, karena sudah merasa sehat di masa 2 bulan pengobatan, sehingga tidak mau lagi konsumsi obat. Padahal obat TB itu harus dikonsumsi minimal selama 6 bulan, dengan rutin mengecek kondisi liur dahaknya.
"Hadirnya inovasi ALARM TOSS ini, kami bisa meningkatkan kesadaran keluarga pasien, agar rutin berobat. Sehingga tidak perlu memperpanjang masa penyembuhan hingga 9 bulan lamanya. Alhamdulillah tidak ada lagi pasien TB yang DO,” katanya.
Hadapi Penolakan
Berbeda dengan kondisi pasien Skizofrenia. Ada banyak tantangan ketika menghadapi keluarga pasien Skizofrenia. Masih ada pasien yang tetap dipasung saat lepas dari pengawasan tim nakes.
Mereka terus mengedukasi keluarga agar tidak memasung pasien. Tim Puskesmas Air Itam juga berkoordinir dengan bidan di sekitar rumah, untuk terus memantau agar tidak ada lagi pasien yang dipasung keluarganya.
Tantangan lain yakni, banyak keluarga pasien yang menolak untuk mengambil obat di puskesmas atau mengusir tim nakes puskesmas saat datang ke rumah mereka. Bahkan ada pasien yang dipasung kembali karena sering mengamuk dan tidak diberikan obat lagi oleh keluarganya.
“Biasanya keluarga menolak karena merasa pasien sudah sembuh dan tidak perlu lagi obat. Ada juga yang merasa malu dan tak mau mengakui jika pasien menderita gangguan kejiwaan. Yang pasien dipasung, karena keluarga tak mau repot mengurus pasien di rumah. Di situ tantangan kita mengedukasi keluarga pasien ODGJ,” ungkapnya.
Beberapa kali kunjungan, tim nakes Puskesmas Air Itam sempat diusir oleh keluarga pasien ODGJ. Namun langkah mereka tak berhenti di situ saja untuk mendampingi para pasiennya.
Mereka menggandeng perangkat desa untuk pendekatan ke keluarga pasien, agar memberikan kesempatan bagi nakes untuk mendampingi pasien ODGJ. Karena pasien gangguan jiwa tersebut tidak boleh putus obat seumur hidupnya.
Tantangan lainnya yang dihadapi para nakes, yakni penolakan langsung dari ODGJ saat disuruh mengkonsumsi obat. Namun para nakes punya berbagai trik, agar pasien mau minum obatnya, mulai dari membujuk agar minum obat yang disebut mereka sebagai vitamin bahkan obat untuk meningkatkan kepercayaan diri.
“Kita bilangnya obat itu adalah vitamin, permen, atau suplemen biar enak saat bekerja. Jika halusinasinya punya pacar, kita bilang saja obat itu bisa untuk bikin badan sehat dan pacarnya akan lebih sayang dengan pasien. Seperti itulah cara kami membujuk para pasien, agar mau minum obatnya dan selalu berhasil,” katanya.
Sejak adanya ALARM TOSS dan kunjungan tim Puskesmas Air Itam rutin digalakkan, ada beberapa pasien Skizofrenia yang terbebas dari kungkungan pasung di rumahnya, karena mendapat pendampingan kontrol dari timnya.
Advertisement
Inovasi Puskesmas
Citra Mayang Sari (31), apoteker dan inovator ALARM TOSS Puskesmas Air Itam mengatakan, salah satu pasien Skizofrenia adalah laki-laki berumur 35 tahun di Desa Raja Jaya PALI, yang bertahun-tahun dipasung karena efek telat minum obat.
Kini pasien tersebut bisa beraktivitas membantu keluarganya di perkebunan karet dan tidak lagi dipasung oleh keluarga pasien. Karena keluarga pasien sudah sadar, pentingnya konsumsi obat rutin ke pasien ODGJ tersebut.
Walau berada di pelosok Sumsel, dengan jarak 4-5 jam perjalanan dari Kota Palembang ke Desa Air Itam itu, tapi Puskesmas Air Itam tidak mau ketinggalan dalam pelayanan berbasis digitalisasi.
Hal tersebut terbukti dengan banyaknya aplikasi yang diciptakan, seperti Sistem Informasi Perjalanan Dinas (Si Aladin), Kita Perangi Penyakit TB Paru Melalui Kader Gojek (KRIPIK GOJEK), Titik Lokasi Pembaharuan Data Keluarga Sehat (TABLET) dan Institusi Penerima Wajib Lapor (ISTRI ALAP), Tingkatkan Penemuan dan Awasi Pengambilan Obat TB Paru (IKAN ASIN OPA) dan lainnya.
Terutama inovasi terbaru IKAN ASIN OPA, para warga bisa melaporkan keluhan penyakit terkait gelaja Tb Paru, dengan scan barcode saja. Petugas puskesmas nanti akan segera merespon keluhan warga dengan cepat, walau tidak datang langsung ke puskesmas.
Bahkan banyak kunjungan Kaji Tiru yang dilakukan puskesmas di PALI di beberapa daerah di Sumsel, untuk melihat bagaimana inovasi Puskesmas Air Itam untuk memberikan pelayanan melalui digitalisasi ke masyarakat.
Hingga akhirnya, Puskesmas Air Itam meraih penghargaan ‘Indonesia Golden Achievement Awards 2023’, sebagai puskesmas berprestasi, penuh inovasi dan memberikan service excellent terbaik dalam pelayanannya.
Ide ALARM TOSS
“Kami memang di pelosok daerah, tapi kami tidak ingin ketertinggalan masalah digitalisasi. Dengan timwork yang solid, beberapa inovasi Puskesmas Air Itam meraih penghargaan. Saya mendapatkan penghargaan SATU Indonesia Awards Nasional Bidang Kesehatan di 2023, melalui inovasi ALARM TOSS. Ada juga inovasi lainnya yakni TABLET, yang mendapat penghargaan di Surabaya 2023 lalu dan banyak lainnya juga,” katanya.
Citra berkata, ide ALARM TOSS tercetus karena penyakit TB dan Skizofrenia termasuk dalam kategori 10 penyakit terbanyak yang dialami pasien Puskesmas Air Itam. Apalagi sejak bergabung di Puskesmas Air Itam, sudah ada inovasi-inovasi yang mendukung pekerjaan nakes lebih mudah.
Awalnya dia mempelajari inovasi KRIPIK GOJEK, inovasi untuk mengetahui jumlah pasien TB yang didata oleh para kader. Dari penemuan pasien TB, tim kesehatan mengambil sampel dahak pasien dan didata berapa jumlah pasien TB di Desa Air Itam.
“Namun saya berpikir, apakah penemuan pasien TB itu dibiarkan begitu saja. Karena saya bekerja berhubungan dengan obat-obatan, akhirnya saya terpikir bagaimana caranya mengontrol kepatuhan pasien mengkonsumsi obat,” ujarnya.
Sama juga dengan pasien Skizofrenia, yang masuk dalam Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK) dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Di mana, pasien ODGJ tidak boleh diterlantarkan dan harus dirangkul, terutama oleh para nakes.
Akhirnya tercetus inovasi ALARM TOSS, yang akhirnya terus dipakai selama 5 tahun terakhir. Dampaknya tak hanya untuk kesehatan saja, tapi kontrol rutin ke pasien juga berefek baik untuk keluarga pasien juga. Pasien bisa berinteraksi lebih baik, bahkan dengan kesehatan yang bagus, bisa membantu perekonomian keluarganya juga.
Apalagi setelah dikembangkan jadi broadcast message, pasien rutin mendapatkan pemberitahuan melalui Short Message Service (SMS) tanpa dibebankan dengan tagihan pulsa. Sehingga pendekatan ke keluarga pasien untuk meningkatkan kesadaran kesehatan, juga semakin mudah dilakukan.
Advertisement
Bantu Keluarga Pasien
Tak berhenti di inovasi itu saja, Citra bersama nakes lainnya, terus mengembangkan inovasi lainnya. Rencananya mereka akan mengembangkan inovasi ALARM TOSS, untuk pasien rujuk balik (PRB), seperti pasien penderita kencing manis,hipertensi dan penyakit lainnya yang harus rutin konsumsi obat.
Juriah (44), warga Kampung 1 Desa Air Itam mengatakan, ibunya, TN (65) menderita penyakit TB dan rutin berobat ke Puskesmas Air Itam. Namun saat dirinya tak bisa datang ke puskesmas, ada tim nakes yang berkunjung ke rumahnya, untuk mengecek kondisi kesehatan ibunya.
"Saat harus mengambil obat ibu, saya selalu dapat pesan SMS dari Puskesmas Air Itam. Jadi obat untuk ibu tak pernah telat. Kalau tak bisa datang ke puskesmas, saya berkabar dengan salah satu nakesnya. Jadi mereka bisa datang ke rumah. Apalagi kondisi ibu yang sudah tua, jadi sering sulit untuk ke luar rumah," ujarnya.
Sama halnya dengan Indrawati (68), yang begitu terbantu dengan kehadiran tim nakes Puskesmas Air Itam ke rumahnya, di Kampung Nam Desa Air Itam. Anaknya berinisial LK (33), sudah lama menderita gangguan kejiwaan.
Dengan kondisi tubuh yang sudah renta, dia tidak bisa membawa putra kesayangannya itu ke Puskesmas Air Itam. Tapi dengan adanya kunjungan rutin dari tim nakes, obat-obatan yang dibutuhkan anaknya bisa terpenuhi.
"Anak-anak saya yang lain, bekerja semua. Jadi sehari-hari hanya saya dan LK saja. Untungnya dia tidak mengamuk atau kabur dari rumah, karena tidak telat dapat obat oleh puskesmas. Jadi saya tidak lagi kerepotan menjaga anak saya," ungkap Indrawati.
Pendampingan
Holid (38), Kepala Seksi (Kasi) Pemerintahan Desa (Pemdes) Air Itam Kecamatan Penukal PALI Sumsel mengatakan, timnya sering mendampingi nakes Puskesmas Air Itam saat mendatangi rumah pasien TB dan ODGJ. Apalagi saat keluarga pasien ODGJ menolak dikunjungi, perwakilan dari Pemdes Air Itam melakukan pendekatan agar kedatangan tim puskesmas bisa disambut baik.
"Karena pemdes tahu rumah warga dan bisa membantu sosialisasi ke warga tentang pentingnya menjaga kesehatan. Jadi kami rutin turun ke lapangan bersama tim nakes puskesmas, untuk melakukan kunjungan ke rumah pasien. Yang paling sering adalah kunjungan pasien Skizofrenia, yang keluarganya menolak dikunjungi. Kami melakukan pemahaman ke keluarga pasien, agar pasien Skizofrenia bisa mendapatkan obat secara rutin dari puskesmas," katanya.
Menurut Almustazirin, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) PALI Sumsel, inovasi yang diciptakan di Puskesmas Air Itam sangat membantu untuk meningkatkan angka kesehatan masyarakat Kabupaten PALI. Terutama menekan tradisi pasung yang dialami pasien Skizofrenia, yang masih terjadi di beberapa daerah di Kabupaten PALI.
Dari Kemenkes sendiri sudah melarang tradisi pasung, tapi memang banyak faktor yang melatarbelakangi. Seperti kondisi pasien yang sering mengaanggu, faktor keluarga dan lainnya. Dengan adanya inovasi dari Puskesmas Air Itam, sangat membantu untuk PALI bebas dari tradisi pasung.
"Walau untuk menghapus tradisi tersebut memang cukup sulit. Harapannya, inovasi yang diciptakan di Puskesmas Air Itam tersebut, bisa ditiru oleh puskesmas lainnya di PALI bahkan di Sumsel,” ujarnya, yang juga menjabat sebagai Kepala Puskesmas Tanah Abang Kabupaten PALI Sumsel.
Advertisement