Liputan6.com, Lampung - Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Panjang, Tarjono mengingatkan masyarakat di Kota Bandar Lampung dan sekitarnya untuk mewaspadai potensi banjir rob (banjir pesisir) yang diprediksi terjadi antara 15 hingga 20 November 2024.
Tarjono menjelaskan bahwa banjir rob dapat terjadi pada waktu yang berbeda di setiap lokasi, tergantung pada waktu pasang surut dan kondisi geografis daerah tersebut.
Baca Juga
"Misalnya, di Bandar Lampung banjir rob bisa terjadi di siang hari, sementara di tempat lain seperti Pesisir Barat bisa terjadi di sore hari. Tinggi dan durasi banjir rob juga bervariasi di setiap lokasi," ujar Tarjono dikonfirmasi, Kamis (14/11/2024).
Advertisement
Ia juga menjelaskan bahwa meskipun sejarah mencatatkan ketinggian banjir rob bisa mencapai 1,6 meter, potensi ketinggian dan durasi yang lebih tinggi atau lebih rendah tetap mungkin terjadi, tergantung pada sejumlah faktor yang mempengaruhi kondisi di lapangan.
Fenomena ini, menurut Tarjono, dipengaruhi oleh fase bulan, baik itu bulan baru, bulan purnama, maupun fase bulan gelap.
"Fase-fase bulan inilah yang berpotensi meningkatkan terjadinya banjir rob," jelasnya.
Seiring dengan adanya potensi banjir rob, BMKG juga mengingatkan masyarakat untuk selalu memperbarui informasi cuaca dan tidak panik. Masyarakat yang beraktivitas di laut, seperti nelayan dan masyarakat pesisir, diimbau untuk selalu berhati-hati.
Cuaca Ekstrem Menyertai Peralihan Musim
Sementara itu, terkait dengan musim hujan, Tarjono menyebutkan bahwa beberapa wilayah di Lampung, seperti Pesisir Barat, Lampung Barat, Lampung Utara, dan Way Kanan, sudah memasuki musim penghujan pada dasarian ketiga bulan Oktober. Wilayah lain di Lampung diprediksi akan mengikuti pada awal November.
Namun, peralihan musim ini juga berpotensi membawa cuaca ekstrem, meski durasinya tidak lama.
"Cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, petir, dan bahkan angin puting beliung atau hujan es bisa terjadi, seperti yang pernah tercatat di Lampung Barat," sebutnya.
Untuk itu, ia mengimbau kepada masyarakat dan pihak terkait agar mulai mempersiapkan diri menghadapi potensi cuaca ekstrem ini.
"Pemda dan stakeholder terkait perlu segera membenahi fasilitas seperti drainase dan memangkas pohon yang rapuh agar tidak menimbulkan dampak negatif," tambahnya.
Advertisement
Prediksi Cuaca Nataru
Menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), BMKG juga memperingatkan adanya potensi cuaca buruk, baik di darat maupun di laut.
Posisi gerak semu matahari yang berada di sebelah selatan Bumi pada periode tersebut bisa memicu pembentukan awan-awan konvektif yang berpotensi menimbulkan cuaca buruk. Bahkan, fenomena ini dapat berlanjut menjadi siklon tropis yang mempengaruhi cuaca di Indonesia.
"Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, terutama yang berencana bepergian selama musim liburan, agar dapat mengantisipasi dampak cuaca yang mungkin terjadi," pungkasnya.