Liputan6.com, Jakarta - Kudus merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang memiliki sejarah panjang dan terkait erat dengan perkembangan agama Islam di Indonesia. Nama Kudus diyakini berasal dari kata Arab al-Quds, yang berarti suci.
Dirangkum dari berbagai sumber, nama ini diberikan oleh Sunan Kudus, salah satu dari walisongo, yang memainkan peran penting dalam menyebarkan Islam di wilayah Jawa pada abad ke-15 dan ke-16.
Advertisement
Sunan Kudus, yang nama aslinya adalah Ja'far Shodiq, dikenal sebagai seorang ulama besar yang sangat dihormati.
Advertisement
Ia memilih nama Kudus untuk memberikan makna religius dan mengingatkan masyarakat pada kesucian kota Darussalam (Yerusalem), tempat yang dianggap suci dalam tradisi Islam, Kristen, dan Yahudi.
Baca Juga
Menurut sejarah, sebelum bernama Kudus, wilayah ini disebut dengan nama Tajug, sebuah referensi kepada bangunan berbentuk seperti masjid kecil yang dahulu banyak ditemukan di daerah tersebut.
Nama Tajug merujuk pada tradisi lokal yang erat kaitannya dengan budaya Hindu-Buddha yang masih kuat sebelum datangnya pengaruh Islam. Ketika Sunan Kudus mulai mengembangkan dakwah Islam di wilayah tersebut, ia dengan bijaksana mengintegrasikan elemen-elemen budaya lokal ke dalam ajaran Islam.
Hal ini tercermin dalam berbagai aspek budaya Kudus, seperti arsitektur Masjid Menara Kudus yang memadukan gaya Hindu dan Islam, serta tradisi-tradisi lokal yang hingga kini masih dipertahankan.
Nama Kudus memiliki makna mendalam yang tidak hanya sekadar nama kota, tetapi juga simbol dari transformasi sosial, budaya, dan religius yang terjadi di Jawa pada masa itu.
Simak Video Pilihan Ini:
Sunan Kudus
Sunan Kudus dikenal sebagai seorang ulama yang sangat toleran dan inovatif. Ia tidak serta-merta menghapus tradisi lama, tetapi mengharmonisasikannya dengan nilai-nilai Islam.
Sebagai contoh, ia melarang penyembelihan sapi sebagai penghormatan terhadap keyakinan masyarakat Hindu, yang menganggap sapi sebagai hewan suci. Keputusan ini menjadi bukti nyata bagaimana Sunan Kudus mempraktikkan dakwah yang inklusif dan penuh toleransi.
Selain itu, penamaan Kudus juga menjadi cerminan dari semangat kosmopolitanisme yang dimiliki oleh masyarakat pada masa itu. Dengan mengambil nama dari bahasa Arab, kota ini menunjukkan keterbukaannya terhadap pengaruh budaya dari luar, terutama yang datang melalui jalur perdagangan dan dakwah Islam.
Nama Kudus menjadi pengingat akan hubungan erat antara masyarakat lokal dengan dunia Islam yang lebih luas, serta peran penting kota ini dalam penyebaran ajaran Islam di Nusantara. Hingga saat ini, Kudus dikenal sebagai kota yang penuh dengan warisan budaya dan religius.
Masjid Menara Kudus, yang didirikan oleh Sunan Kudus, menjadi ikon kota dan pusat aktivitas keagamaan. Nama Kudus terus mengingatkan kita pada pentingnya harmoni antarbudaya, toleransi, dan penghormatan terhadap tradisi, sambil tetap menjaga nilai-nilai religius yang luhur.
Penulis: Belvana Fasya Saad
Advertisement