KH Said Aqil Siraj Ajak Nahdliyin Garut Lebih Semangat Entaskan Kemiskinan

Warga NU harus kaya, gak boleh miskin, sudah gak jamannya lagi bawa-bawa proposal kalau akan melaksanakan sebuah kegiatan.

oleh Jayadi Supriadin diperbarui 16 Jan 2025, 00:00 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2025, 00:00 WIB
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) K.H. Said Aqil Siroj, memberikan tausiyah dalam haul pertama Alm. KH Mimar Hidayatulloh di Pondok Pesantren Hidayatul Faizien, Urug, Sabtu  (11/1/2025). (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) K.H. Said Aqil Siroj, memberikan tausiyah dalam haul pertama Alm. KH Mimar Hidayatulloh di Pondok Pesantren Hidayatul Faizien, Urug, Sabtu (11/1/2025). (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)... Selengkapnya

Liputan6.com, Garut - Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siraj, mengajak nahdliyin atau warga NU Garut, Jawa Barat, lebih tekun dan rajin berusaha untuk mengentaskan kemiskinan, yang menjadi masalah utama di kalangan umat saat ini.

“Warga NU harus kaya, gak boleh miskin, sudah gak jamannya lagi bawa-bawa proposal kalau akan melaksanakan sebuah kegiatan,” ujar mantan Ketua Umum PBNU 2010-2021 itu, saat memberikan tausiyah di Haul Akbar pertama Alm. KH Mimar Hidayatulloh, di Pondok Pesantren Hidayatul Faizien, Urug, Sabtu  (11/1/2025).

Menurutnya, hadirnya jam’iyah Nahdlatul Ulama (NU) dengan jutaan pendukungnya, menjadi sebuah kekuatan untuk saling menguatkan dalam upaya mengentaskan kemiskinan di kalangan Nahdliyin.

“Semuanya harus ada ikatan, antara pesantren dengan lulusan sini, ini modal yang mahal,” kata dia.

Bahkan ikatan itu, bisa menjadi sebuah kekuatan dalam membangun peradaban di sebuah wilayah dalam jangka waktu tertentu.

“Pak bupati, jika bisa memelihara ini bisa dua periode dan lanjut gubernur dan ini modal besar,” ujar dia mengingtakan.

Menurutnya, ikatan batin antara pihak pesantren termasuk pesantren Hidayatul Faizien dengan seluruh alumni, merupakan sebuah capital sosial yang bisa dimanfaatkan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan umat termasuk menjaga kebesaran pesantren.

“Haul ini merupakan seremonial yang punya nilai, sambil silaturahmi juga ada majlis ta'lim, ini merupakan strategi kita (NU) dalam menjaga kekuatan civil society,” kata dia.

Untuk itu, Kiai Said mengingatkan agar seluruh komponen NU di Garut, bahu membahu saling mendukung dalam upaya meningkatkan kesejaheteraan umat, dengan berbagai upaya sesuai dengan potensinya masing-masing.

“Tuan Syekh Abu Hasan As-Syadzili itu seorang ulama sekaligus wali, itu kaya raya pakainnya mahal-mahal, kendaraannya pun unta yang mahal, dan itu harus menjadi motivasi bagi kita semua,” ujar dia.

Hilma Shufina Mimar, salah satu anak Alm. KH Mimar Hidayatulloh merasa terharu dengan besarnya dukungan yang diberikan para alumni dalam menykseskan acara haul pertama mendiang salah satu ulama kharismatik di Garut itu.

“Salah satu amanat Abah itu ialah bahwa bukti kesalehan setiap orang itu bisa dilihat ketika ia sudah meninggal, kalau sudah meninggal banyak yang mendoakan banyak yang mensolatkan, banyak yang mengantar bahwa itu bisa dijamin bahwa beliau itu adalah ahli soleh,” papar dia.

Dalam kegiatan pengajian sekaligus haul akbar itu, tak kurang dari tiga ribu jemaah menyaksikan tausiyah langsung dari salah satu ulama besar di PBNU tersebut.

“Terakhir abah selalu mengingatkan kepada kita semua untuk selalu mencari ilmu dari lahir hingga liang Lahat,” kata dia.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya