Liputan6.com, Dompu - Warga Desa Jala, Kecamatan Hu'u, Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, panik dan ketakutan. Pasalnya, air laut tiba-tiba masuk sampai ke rumah mereka saat tertidur lelap, Rabu malam pekan lalu.
Mereka bergegas keluar dari rumahnya, mengungsi untuk menyelamatkan diri. Mereka panik lantaran mengira terjadi tsunami kecil.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Seorang warga yang tinggal di pesisir pantai Teluk Cempi mengatakan, air laut datang dan tiba-tiba masuk kedalam rumah warga lainnya.
Selama ini ketika air laut naik, memang tetap masuk ke perumahan warga, namun kali ini lumayan besar dan cepat.
"Tidak seperti biasanya, kali ini agak besar dan cepat masuk ke rumah kami," ujar Emi, Kamis (16/01/2024).
Naiknya air laut yang lebih besar dari tahun sebelumnya, mereka kaitkan adanya gempa berturut-turut sebanyak dua kali, yang terjadi pada tanggal 8 Januari 2024, dengan kekuatan 4,9 SR, berpusat di sekitar perairan Kecamatan Wera, Kabupaten Bima.
Seminggu kemudian, gempa dengan kekuatan 4,8 SR mengguncang Dompu, terjadi pada tanggal 15 Januari. Pusat gempa berada di perairan selatan, Kecamatan Parado, Bima.
Simak Video Pilihan Ini:
Penjelasan Stasiun Meteorologi
Kemudian indikasi lainnya, munculnya gelombang besar di pantai Lakey, Kecamatan Hu'u, tadi malam sampai menghancurkan warung-warung warga di pesisir pantai.
Anggapan warga Desa Jala bahwa terjadinya tsunami kecil dibantah oleh pihak otoritas.
Kepala Stasiun Meteorologi Sultan Muhammad Salahuddin Bima, Moch. Syaiful Annas menyebut, fenomena naiknya air laut yang terjadi di perairan teluk Cempi, Kecamatan Hu'u, merupakan banjir rob.
Banjir tersebut dijelaskan Syaiful, disebabkan oleh fenomena Perigee (jarak terdekat bulan ke bumi) dan juga adanya fenomena Bulan Purnama (full moon), sehingga meningkatkan ketinggian air laut maksimum.
"Untuk kejadian banjir ROB ini tidak ada hubungannya dengan kejadian gempa bumi yang terjadi di dekat Parado (Tenggara Dompu)," terang Syaiful, Kamis.
Merespon dampak banjir rob tersebut, Pemkab Dompu langsung turun ke lokasi. Dalam hal ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menurunkan tim untuk mendata warga terdampak.
Pelaksana tugas kepala BPBD Dompu, Yani Hartono kemukakan, pihaknya saat ini tengah melakukan pendataan terhadap warga yang terdampak.
"BPBD masih pendataan. Belum diketahui jumlah rumah warga yang terdampak," ucap dia.
Advertisement