Liputan6.com, Kupang - Banjir besar akibat intensitas hujan yang tinggi sejak Kamis (30/1/2025) menyebabkan rusaknya sejumlah fasilitas umum di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Salah satu sarana yang rusak adalah jembatan Termanu yang menghubungkan beberapa kecamatan di wilayah Amfoang, Kabupaten Kupang.
Advertisement
Jembatan ini putus total setelah diterjang banjir besar pada Sabtu (1/2/2025) pagi sekitar pukul 07.00 Wita. Putusnya jembatan ini membuat akses ke kecamatan Amfoang Barat Laut, Amfoang Utara dan Amfoang Timur lumpuh total.
Advertisement
Baca Juga
"Kami minta warga untuk berhati-hati bila melintasi sungai Termanu, karena sewaktu-waktu akan terjadi lagi banjir," ujar Kapolres Kupang, AKBP Anak Agung Gde Anom Wirata.
Yohanis Wabang, salah satu warga mengatakan warga sudah lama mengkhawatirkan kondisi jembatan yang selama ini hanya beralaskan kayu dan balok.
"Setiap musim hujan, jembatan ini selalu terancam ambruk. Kami berharap ada perhatian dari pemerintah untuk membangun jembatan yang lebih kokoh," ujarnya.
Putusnya Jembatan Termanu ini membuat masyarakat di wilayah Amfoang, Kabupaten Kupang kini harus mencari jalur alternatif yang lebih jauh dan sulit dilalui.
Pihak pemerintah daerah dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kupang masih melakukan koordinasi untuk penanganan darurat.
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Ada Bayi dan Difabel Terdampak
Selain menerjang desa Naitae Kecamatan Fatuleu Barat, yang menelan korban jiwa, banjir bandang juga menerjang desa Pariti, kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang.
Kepala Dusun IV, Desa Pariti, Heryanto Manu menjelaskan, sebanyak 69 warga terdampak banjir bandang itu.
"Ada 14 Kepala Keluarga dengan perincian, bayi 4 orang, balita 2, dan kaum disabilitas 3 orang," katanya, Jumat 31 Februari, 2025.
Menurut Hery, pasca peristiwa itu, pemerintah desa dan masyarakat juga tokoh agama setempat berusaha mengevakuasi warga terdampak ke tempat aman.
"Kami berinisiatif membuka dapur umum bagi 14 kepala keluarga terdampak. Bagi kelompok yang rentan kami juga beri perhatian lebih," ungkap Hery.
Hery melaporkan, banjir itu juga langsung direspons pemerintah daerah dengan menyalurkan sejumlah bantuan logistik kedaruratan.
"Bantuan pemda itu berupa beras, mie instan, selimut dan tikar," jelasnya.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Kupang, Smith Fanggi menambahkan, pasca bencana terjadi penyaluran bantuan darurat telah didistribusikan ke sejumlah titik bencana.
"Saat ini kami telah dibagi dalam beberapa tim. Dikarenakan penyebaran titik lokasi terdampak di l10 desa dan 1 kelurahan dari enam kecamatan berbeda. Hal ini menyebabkan BPBD mengalami kendala dalam proses pendistribusian," ucapnya.
Advertisement