Liputan6.com, MInahasa Utara - Umat Konghucu Indonesia menggelar Perayaan Imlek 2576 Kongzili Tingkat Nasional tahun 2025 di Sutan Raja Hotel, Kabupaten Minahasa Utara, Sulut, pada Minggu (9/2/2025).
Kakanwil Kementerian Agama (Kemenag) Sulut Ulyas Taha mengapresiasi kegiatan itu dan peranan umat agama Konghucu bagi negara. Dia juga menyebut nama Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.
“Hari ini juga merupakan hari ke 25 tahun agama Khonghucu diterima sebagai menjadi agama resmi di Indonesia,” ujar Ulyas Taha kepada wartawan di sela-selan perayaan Imlek.
Advertisement
Dia mengatakan, pengakuan terhadap agama oleh negara menandakan bahwa kehidupan keberagamaan di Indonesia semakin baik.
Ini tentu harapan dari Gus Dur dulu sebagai Presiden RI yang menetapkan Konghucu sebagai agama resmi. Harapannya kontribusi masyarakat yang beragama Konghucu di Indonesia menjadi maksimal.
Walaupun sudah ada di nusantara selama ratusan tahun, pengakuan resmi dari negara terhadap agama Konghucu baru datang pada masa pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di tahun 2000.
Selain memberikan pengakuan, Gus Dur juga membebaskan masyarakat Konghucu yang notabene adalah keturunan Cina untuk menjalankan ibadah agamanya secara terbuka dan merayakan hari keagamaan mereka.
Di Sulut, umat Konghucu mendapatkan perhatian dari Kemenag Sulut dengan diterimanya formasi penyuluh pendidikan agama. Kemenag wajib memberikan pelayanan bukan sebatas memberikan pembinaan.
“Karena pembinaan itu untuk semua agama, tetapi pelayanan itu di mana juga memberikan fasilitas prasarana maupun sumber daya manusianya,” ujarnya.
Dari Sulut diupayakan sembilan penyuluh agama Konghucu, tetapi yang mendaftar hanya tujuh.
Baca Juga
Potret Keberagaman dan Kerukunan Umat Beragama
Perayaan Imlek 2576 Kongzili ini tidak hanya menjadi milik umat Konghucu, melainkan juga dihadiri kalangan libtas agama dan budaya. Sebuah potret keberagaman dan kerukunan di Sulut.
Ini nampak dari sejumlah atraksi yang disajikan, yang menampilkan ragam kebudayaan seperti music kolintang, dan barongsai.
Ketua Panitia Perayaan Imlek Nasional Heintje Lintong mengatakan, pihaknya bersyukur karena mendapat dukungan dari berbagai pihak dalam perayaan hari besar keagamaan itu. itu menunjukan potret kerukunan di Sulut.
“Perayaan Imlek Nasional kali diadakan menjadi tiga titik yaitu Sulut, Jakarta dan Samarinda. Kami menyampaikan terima kasih atas doa dan dukungan semua pihak,” ujar Heintje yang juga merupakan ketua Majelis Agama Konghucu Indonesia (MAKIN) Manado.
Wali Kota Manado, Andrei Angouw memberikan pesan berkaitan dengan tema kegiatan Perilaku Lurus Pemimpin, akan Meluruskan Hati Seluruh Rakyat. Menurutnya, masyarakat jangan salah mengartikan.
“Paling tidak kita punya keluarga yang juga kita pimpin. Jadi pemimpin bukan hanya Presiden atau Walikota, kehidupan benegara itu dimulai dari keluarga yang merupakan shelter terkecil dari keluarga,” tutur Andrei Angouw.
Perayaan Imlek Nasional ini dihadiri Gubernur Sulut yang diwakili oleh Plt Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Sulut Johny Suak, Kakanwil Kemenag Sulut Ulyas Taha, sejumlah tokoh lintas agama.
Mereka antara lain Ketua Majelis Ulama Indonesia KH Abdul Wahab Abdul Gafur, pimpinan agama Yahudi di Sulut Rabi Yakuuv Baruch, Mubaligh Jemaat Ahmadiyah Manado Hafiz Ahmad Mutu.
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)