Wall Street Menguat di Tengah Spekulasi Pemulihan Ekonomi AS

Usai melemah selama dua hari berturut-turut, akhirnya Bursa saham Amerika serikat (AS) terkerek naik.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 26 Jun 2014, 04:21 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2014, 04:21 WIB
Wall Street
(Foto: Forbes)

Liputan6.com, New York - Usai melemah dalam dua hari, akhirnya Bursa saham Amerika serikat (AS) terkerek naik pada penutupan perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB). Kenaikan ini ditopang spekulasi investor bahwa ekonomi di Negeri Paman Sam itu sudah pulih dari kontraksi yang terjadi pada kuartal I 2014.

Dilansir dari Bloomberg, Kamis (26/6/2014), Indeks S&P 500 ditutup naik 0,5 persen menjadi 1.959,53, setelah penurunan 0,6 persen pada perdagangan kemarin. Begitu pula Indeks Dow Jones Industrial Average naik 49,38 poin atau 0,3 persen menjadi 16.867,51 pada hari ini. Indeks Russell 2000 naik 0,8 persen.

Departemen Perdagangan AS telah merilis produk domestik bruto AS menyusut 2,9 persen pada kuartal I 2014, merupakan yang terburuk dalam lima tahun.

Namun, para investor meyakini ekonomi AS sudah pulih jika melihat data ekonomi terbaru lainnya yang dirilis.  Misalnya, data pesanan untuk peralatan bisnis naik pada bulan Mei.  Ini menjadi bahwa investasi perusahaan membantu menghidupkan kembali perekonomian setelah kemerosotan pada awal tahun.

Peningkatan pesanan untuk peralatan dan manufaktur juga menunjukkan bahwa kemerosotan di awal tahun bersifat sementara. Pemesanan untuk barang modal non-militer termasuk pesawat naik 0,7 persen setelah penurunan 1,1 persen pada April, data dari Departemen Perdagangan menunjukkan.

Penguatan Wall Street juga ditopang harga saham Monsanto, perusahaan benih terbesar di AS, yang naik 5,1 persen menjadi US$ 126,73. Perusahaan memprediksi bisa mencetak laba bersih US$ 1,26 per saham, atau lebih tinggi dari proyeksi analis US$ 1,55 per saham.

Saham CBS Corp (CBS) melonjak 6,2 persen menjadi US$ 62,48 setelah Mahkamah Agung AS memutuskan bahwa Aereo Inc melanggar hak penyiar. Mahkamah Agung menyebut Aereo telah mengancam dasar-dasar industri penyiaran dengan menjual program online tanpa membayar biaya lisensi. (Ndw)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya