Rupiah Tertekan, IHSG Menghijau

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik tipis 0,58 poin menjadi 5.133,14 pada penutupan sesi pertama perdagangan saham hari ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 29 Sep 2014, 12:14 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2014, 12:14 WIB
Ihsg
(Liputan6.com/Miftahul Hayat)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) fluktuaktif sepanjang sesi pertama perdagangan saham Senin (29/9/2014). Hal itu dipengaruhi dari tekanan bursa saham regional dan kenaikan sektor saham keuangan.

Pada penutupan perdagangan saham sesi pertama hari ini, IHSG naik tipis 0,58 poin atau 0,01 persen ke level 5.133,14. Indeks saham LQ45 menguat 0,21 persen ke level 872,37.  Sebagian besar indeks saham acuan menguat pada hari ini kecuali indeks saham JII, DBX, dan Pefindo25.

Namun, sebagian besar sektor saham tertekan pada sesi pertama perdagangan saham hari ini kecuali sektor saham keuangan, sektor saham aneka industri, dan sektor saham infrastruktur. Sektor saham perkebunan turun 1 persen. Lalu sektor saham industri dasar susut 0,46 persen, dan sektor saham perdagangan tergelincir 0,40 persen.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, IHSG dibuka melemah tipis ke level 5.122,82. Level tertinggi IHSG di 5.139,13 dan terendah 5.082,72.  IHSG naik tipis ini didorong dari 95 saham menguat. Akan tetapi, penguatan IHSG terbatas karena 175 saham melemah. Sementara itu, 70 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham sebanyak 142.036 kali dengan volume perdagangan saham 3,49 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 2,34 triliun.

Investor asing melakukan aksi jual bersih sekitar Rp 280 miliar. Namun investor domestik melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 300 miliar.

Saham-saham lapis kedua dan ketiga cenderung naik signifikan. Saham LPLI naik 24,80 persen menjadi Rp 780 per saham, saham GTBO mendaki 17,39 persen menjadi Rp 675 per saham, dan saham LPPS menguat 13,60 persen menjadi Rp 259 per saham.

Sementara itu, saham-saham yang mengalami tekanan antara lain saham BORN turun 22,68 persen menjadi Rp 75, saham ASBI tergelincir 13,33 persen menjadi Rp 1.300 per saham, dan saham FORU susut 13,29 persen menjadi Rp 750 per saham.

Meski IHSG menghijau, rupiah masih tertekan. Kurs tengah Bank Indonesia (BI) rupiah sentuh 12.120 terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada (29/9/2014) dibandingkan periode 26 September 2014 di level 12.007. Sedangkan berdasarkan RTI, dolar cenderung menguat terhadap rupiah di kisaran 12.169.

Kepala Riset PT Universal Broker Securities, Satrio Utomo menuturkan, IHSG sempat turun pada perdagangan saham pagi ini karena kena imbas bursa saham regional. Selain itu, investor asing juga masih melakukan aksi jual bersih meski jumlahnya tidak terlalu besar seperti perdagangan saham Jumat 26 September 2014.

Satrio menuturkan, kenaikan IHSG cenderung didorong secara teknikal. Hal itu didorong dari kenaikan sektor saham perbankan.

"Pelaku pasar khawatir kenaikan suku bunga seiring rencana harga BBM bersubsidi dinaikkan. Nah hal itu membuat sejumlah sektor saham properti dan konstruksi koreksi," ujar Satrio, saat dihubungi Liputan6.com.

Sedangkan rupiah kembali tembus 12.100, Satrio menilai, dolar cenderung menguat terhadap mata yang asing di seluruh dunia. Hal ini didorong dari pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang mencapai 4,6 persen pada kuartal II. Dengan pertumbuhan ekonomi AS membaik membuat spekulasi kalau bank sentral AS The Federal Reserve akan menaikkan suku bunga secepatnya. (Ahm/)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya