Liputan6.com, Jakarta - Lailatul Qadar adalah malam istimewa yang ada di bulan Ramadhan. Malam ini memiliki banyak keutamaan, salah satunya menjadi malam yang lebih baik daripada seribu bulan.
Lailatul Qadar merupakan waktu diturunkannya Al-Qur’an pertama kali dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah (langit dunia) secara keseluruhan. Al-Qur’an kemudian diturunkan secara berangsur kepada Nabi Muhammad SAW pada 17 Ramadhan yang kemudian menjadi petunjuk bagi umat manusia.
Advertisement
Lailatul Qadar merupakan malam yang penuh keberkahan. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya kami turunkan Al-Qur’an itu pada malam yang penuh berkah (malam Lailatul Qadar).” (QS Ad-Dukhan: 3)
Advertisement
Baca Juga
Pada malam Lailatul Qadar umat Islam sangat dianjurkan menghidupkan malamnya dengan ibadah. Sebab, para malaikat dari setiap langit turun memenuhi lapisan bumi mendoakan dan mengucapkan salam kepada setiap orang yang menghidupkan malam itu dengan berbagai ibadah.
Rasulullah SAW bersabda, “Jika tiba Lailatul Qadar, malaikat Jibril turun dengan serombongan malaikat lalu mendoakan dan mengucapkan salam kepada setiap hamba yang berdiri atau duduk berdzikir mengingat Allah. Mereka turun dari terbenamnya matahari hingga terbit fajar.” (HR al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman dan as Suyuthi dalam al-Jami’ al-Kabir).
Meski banyak keistimewaan, namun waktu Lailatul Qadar dirahasiakan Allah SWT. Salah satu hikmahnya agar umat Islam mau berusaha menghidupkan setiap malam Ramadhan dengan beribadah agar dapat malam kemuliaan tersebut, terutama pada 10 malam terakhir Ramadhan.
Kendati begitu, para ulama memiliki perhitungan sendiri mengenai waktu Lailatul Qadar. Imam Al-Ghazali punya kaidah untuk menandai Lailatul Qadar yang dilihat dari hari pertama puasa Ramadhan. Simak penjelasannya.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Kaidah Imam Al-Ghazali
Penjelasan Imam Al-Ghazali dan ulama lainnya tentang kaidah penentuan malam Lailatul Qadar dilihat dari hari pertama puasa Ramadhan terdapat dalam I’anatut Thalibin juz 2, dinukil via NU Online.
قال الغزالي وغيره إنها تعلم فيه باليوم الأول من الشهر فإن كان أوله يوم الأحد أو يوم الأربعاء فهي ليلة تسع وعشرين أو يوم الاثنين فهي ليلة إحدى وعشرين أو يوم الثلاثاء أو الجمعة فهي ليلة سبع وعشرين أو الخميس فهي ليلة خمس وعشرين أو يوم السبت فهي ليلة ثلاث وعشرين قال الشيخ أبو الحسن ومنذ بلغت سن الرجال ما فاتتني ليلة القدر بهذه القاعدة المذكورة
Berikut terjemahan dari kaidah Imam Al-Ghazali tentang waktu Lailatul Qadar.
- Jika awalnya jatuh pada hari Ahad atau Rabu, maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-29.
- Jika awalnya jatuh pada hari Senin maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-21.
- Jika awalnya jatuh pada hari Selasa atau Jumat maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-27
- Jika awalnya jatuh pada hari Kamis maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-25.
- Jika awalnya jatuh pada hari Sabtu maka Lailatul Qadar jatuh pada malam ke-23
Syekh Abul Hasan As-Syadzili berkata, “Semenjak saya menginjak usia dewasa Lailatul Qadar tidak pernah meleset dari jadwal atau kaidah tersebut.”
Advertisement
Malam Lailatul Qadar 2025 Berdasarkan Kaidah Imam Al-Ghazali
Merujuk kaidah Imam Al-Ghazali, malam Lailatul Qadar tahun ini bertepatan pada malam ke-23 Ramadhan 1446 H atau Sabtu malam Ahad, 22 Maret 2025. Sebab, hari pertama puasa Ramadhan tahun ini yang ditetapkan Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia adalah Sabtu, 1 Maret 2025.
Namun begitu, Pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya tetap menyarankan menghidupkan malam-malam lainnya pada 10 hari terakhir Ramadhan. Bukan hanya malam ganjil, malam genap pun dihidupkan.
“Tetap hari yang lain diharap, sehingga jangan sampai kebiasaan kita mengambil ganjil seolah-olah genap gak mungkin datang Lailatul Qadar. Mungkin datang Lailatul Qadar di hari yang genap,” kata Buya Yahya, dikutip dari YouTube Al Bahjah TV.
Wallahu a’lam.
