Rights Issue Tak Diserap Pasar, Saham Bumi Resources Tertekan

Harga saham PT Bumi Resources Tbk turun 17,89 persen menjadi Rp 156 per saham pada sesi pertama perdagangan saham Selasa pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 07 Okt 2014, 12:45 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2014, 12:45 WIB
Ilustrasi Aktivitas di BEI
(Foto: Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Pemangkasan target dana pelaksanaan penawaran umum terbatas/rights issue memberikan sentimen negatif untuk pergerakan harga saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI).

Hal ini terlihat dari harga saham PT Bumi Resources Tbk tertekan pada Selasa (7/10/2014). Berdasarkan data RTI pukul 11.25 WIB, harga saham BUMI turun 17,89 persen menjadi Rp 156 per saham. Total frekuensi perdagangan saham 6.098 kali dengan nilai transaksi harian saham Rp 52,8 miliar.

Harga saham BUMI dibuka melemah tujuh poin ke level Rp 183 per saham. Level tertinggi harga saham BUMI di kisaran Rp 183 per saham dan terendah Rp 152 per saham pada sesi pertama perdagangan saham hari ini.

Secara year to date (Ytd), harga saham BUMI turun 36,67 persen menjadi Rp 190 pada penutupan perdagangan saham Senin 6 Oktober 2014.

Direktur PT Investa Saran Mandiri, Hans Kwee menilai, harga saham BUMI mengalami tekanan dipicu dari rights issue yang tidak diserap pasar. Padahal perusahaan sedang mengalami masalah keuangan sehingga melakukan rights issue.

PT Bumi Resources Tbk melakukan rights issue yang bertujuan untuk menjadikan ekuitas negatif menjadi positif, mengkonversikan utang jadi saham, dan menyelesaikan transaksi utang kepada China Investment Corporation (CIC).

Perseroan berencana menawarkan 32,19 miliar saham seri B dengan harga pelaksanaan Rp 250 per saham. Target dana yang dihimpun sekitar Rp 7,7 triliun.

Akan tetapi apa daya, aksi korporasi perusahaan batu bara ini tidak mendapat dukungan pelaku pasar. Berdasarkan materi paparan publik, perseroan menyatakan penerbitan saham baru mengalami kekurangan permintaan dan para kreditor tidak bersedia menerima pembayaran pinjaman dalam bentuk saham.

Akhirnya perseroan hanya menawarkan jumlah saham sebanyak 15,85 miliar saham dalam pelaksanaan right issue dengan target dana yang dihimpun Rp 3,61 triliun.

Lantaran hal itu, perseroan membatalkan rights issude dengan target dana US$ 275 juta untuk melunasi pinjaman kepada lima lembaga keuangan antara lain Axis Bank Limited, Credit Suisse, Deutsche Bank, UBS AG, dan CBD.

Lalu perseroan juga membatalkan target dana rights issue untuk proyek Gallo Oil senilai US$ 48 juta dan proyek Gorontalo Minerals sebanyak US$ 32,58 juta.

Manajemen pun mengungkapkan kekesalannya setelah aksi penerbitan saham baru atau right issue  yang dilakukan oleh perseroan gagal terlaksana.

Direktur Utama BUMI, Arie S Hudaya mengungkapkan kekesalannya dengan bertanya kepada para pemegang saham dimana keberadaan mereka saat keadaan perseroan ditimpa masalah. Kata dia, pemegang saham tak mendukung aksi korporasi ini.

"Kami right issue dan tidak di subscribe ini mencerminkan tidak ada pemegang saham yang mendukung kami. Publik hanya menyerap 11.530.427 saham. Dimana mereka waktu saya sulit?" kata dia saat paparan publik.

Hans menilai, dengan target dana yang tidak sesuai harapan itu membuat kekhawatiran kinerja perseroan turun. Ia pun tidak merekomendasikan untuk saham Bumi Resources. "Wait and see saja dulu untuk saham BUMI," kata Hans saat dihubungi Liputan6.com. (Ahm/)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya