Liputan6.com, Jakarta - Secara mengejutkan, Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan/BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 7,75 persen. Ini sebagai respons cepat kebijakan pemerintah yang menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebesar Rp 2.000 sejak 18 November 2014.
Kenaikan BI rate ini dinilai akan berdampak terhadap kinerja emiten terutama perbankan. Diperkirakan sejumlah bank akan mengerek suku bunga kredit untuk menyesuaikan kenaikan BI Rate. Selain itu, penyaluran kredit pun bakal semakin melambat.
Meski demikian, ada sejumlah emiten bank yang mampu bertahan dengan kebijakan Bank Indonesia tersebut. Salah satunya Bank Central Asia (BCA). Oleh karena itu, bagaimana potensi kinerja BCA? Bagaimana rekomendasi sahamnya? dan target harga sahamnya? Berikut wawancara Liputan6.com dengan analis PT MNC Securities Reza Nugraha: (Ahm/)
Advertisement