Data Ekonomi China Warnai IHSG, Cermati Tujuh Saham

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat, saham-saham kapitalisasi besar jadi pilihan.

oleh Agustina Melani diperbarui 04 Feb 2015, 07:20 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2015, 07:20 WIB
Ilustrasi IHSG
Ilustrasi IHSG (Liputan6.com/Johan Fatzry)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan menguat seiring secara teknikal berusaha lepas dari fase konsolidasi jangka pendek.

Hal itu disampaikan Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya dalam ulasannya, Rabu (4/2/2015).

Ia menuturkan, target resistance perlu menembus level 5.348 untuk lepas dari fase konsolidasi. Kenaikan IHSG yang telah terjadi ditunjang oleh aliran dana investor asing menunjukkan kalau IHSG masih memiliki kenaikan yang cukup besar sehingga berpotensi melanjutkan pola kenaikannya.

"Level support terjaga kuat di level 5.252 menunjukkan kalau lanjutan gerakan uptren, dan reli naik hanya tinggal menunggu waktu," kata William.

Analis PT HD Capital Tbk, Yuganur Widjanarko mengatakan, di tengah volatilitas pasar regional dan rupiah, IHSG masih berpotensi menguat untuk mencetak level resistance baru di 5.330.

"IHSG akan mendekati level support 5.250-5.205-5.120-5.040 dan resistance 5.330-5.385-5.451 pada Rabu pekan ini," kata Yuganur.

Dalam riset PT Sinarmas Sekuritas menyebutkan, IHSG bakal bergerak menguat di kisaran level 5.279-5.325. Sentimen yang mempengaruhi IHSG didominasi dari sentimen global antara lain rilis data ekonomi China seperti data HSBC China Services PMI yang diperkirakan ke level 53,21 dari sebelumnya 53,4. Sedangkan Eropa akan merilis data markit services PMI naik 0,7 ke level 52.3.

Rekomendasi Saham

Yuganur merekomendasikan akumulasi beli saham PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE).

Sedangkan William memilih saham BBTN, PT PP Tbk (PTPP), PT Astra International Tbk (ASII), dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR).

Rekomendasi Teknikal

Yuganur memilih saham PT Bank Tabungan Negara Tbk untuk diperhatikan pelaku pasar. Rencana pemerintah untuk merger PT Bank Negara Indonesia Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) membuka kembali spekulasi mengenai isu lama BBTN dan BMRI merger. Rekomendasi akumulasi secara moderat untuk kembali menguat.

Ia merekomendasikan saham BBTN masuk di level pertama Rp 1.005, level kedua Rp 995, dan cut loss point Rp 985. (Ahm/)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya