Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan menguat pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Pelaku pasar cenderung menunggu keputusan soal RAPBN-2015 dan pengumuman rights issue.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities, William Suryawijaya menuturkan, potensi IHSG menguat masih terlihat cukup besar. IHSG terus berusaha menuju level resistance 5.389 di tengah nilai tukar rupiah melemah, dan support di level 5.282 telah diuji dan cukup bertahan.
"IHSG akan melanjutkan pergerakan dalam jalur up tren untuk kembali menembus rekor dalam beberapa waktu mendatang," ujar William dalam ulasannya, Kamis (12/2/2015).
Advertisement
Dalam riset PT Sinarmas Sekuritas, IHSG bergerak variatif di kisaran 5.319-5.358 pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Gerak indeks saham akan dipengaruhi pengumuman rights issue perusahaan dan menantikan keputusan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015.
Sementara itu, Analis PT HD Capital Tbk, Yuganur Widjanarko menuturkan, koreksi di harga minyak dan regional tidak berpengaruh banyak untuk memicu aksi jual yang dapat membuat IHSG meleset dari jalur uptren.
"IHSG akan berada di level support 5.330-5.280 dan resistance 5.420-5.500 pada perdagangan saham Kamis ini," ujar Yuganur.
IHSG mendaki 15,04 poin (0,28 persen) ke level 5.336,51 pada penutupan perdagangan saham Rabu pekan ini.Â
Rekomendasi Saham
Yuganur memilih sejumlah saham untuk diperhatikan pelaku pasar. Saham-saham itu antara lain PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).
Sedangkan William memilih saham WTON, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL).
Rekomendasi Teknikal
Yuganur memilih saham PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON) untuk dicermati pelaku pasar. Menurut dia, pola gerak saham WTON berpotensi mencoba breakput di atas Rp 1.440 per saham.
Ia merekomendasikan masuk saham WTON di level pertama Rp 1.420, level kedua Rp 1.395, dan cut loss point Rp 1.375 per saham.
"Rekomendasi beli dengan trading target Rp 1.445," kata Yuganur. (Ahm/)