Laju IHSG Bakal Positif Terdorong BI Rate Tetap

Kondisi makro ekonomi Indonesia relatif stabil akan mendukung gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepekan.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 25 Apr 2016, 06:20 WIB
Diterbitkan 25 Apr 2016, 06:20 WIB
20150730-Bursa-Saham-Jakarta
Papan harga saham terpampang di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis, (30/7/2015). Setelah terus melemah, IHSG akhirnya menguat 29,82 poin atau 0,61 persen) ke level 4.750,31. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung menguat pada perdagangan saham sepekan. Hal itu didukung dari kondisi ekonomi Indonesia positif.

Analis PT Danareksa Sekuritas Lucky Bayu Purnomo mengatakan, keputusan Bank Indonesia (BI) untuk mematok suku bunga 6,75 persen menunjukkan jika kondisi ekonomi masih stabil.

"Pandangan mereka belum dibutuhkan intervensi yang agresif dengan suku bunga, pasar menilai kualitas pertumbuhan dan instrumen yang stabil," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Senin (25/4/2016).

Dia menuturkan, langkah BI menerapkan acuan baru berupa seven day reverse repo rate dinilai positif oleh pasar. Pasar menganggap hal tersebut merupakan upaya untuk menurunkan suku bunga bank.

"Karena kebijakan seven days reverse repo rate berupaya menurunkan suku bunga," ujar dia.

Selain itu, Lucky mengatakan pada pekan kemarin minyak dunia menguji harga US$ 43 per barel menunjukkan pasar sedang agresif.
‎

"Harga minyak dunia pekan kemarin menguji US$ 43 per barel harga tertinggi sejak tahun ini, Sebenarnya dimaknai perilaku market maker saat ini dalam kondisi cukup agresif," jelas dia.

Dia mengatakan, IHSG bakal bergerak pada support ‎4.975 dan resistance 4.885.

Dalam riset PT  HD Capital  Tbk menyatakan, IHSG akan bergerak positif pada pekan ini. IHSG sedang berupaya menguji level 4.925 untuk kemudian melanjutkan ke level 5.000.

Riset itu menyebutkan, pergerakan IHSG ditopang ekspektasi perekonomian RI yang mulai pulih, penguatan rupiah dan perbaikan infrastruktur. Selain itu, adanya optimisme pelaku pasar akan stabilnya perekonomian China.

"Secara teori koreksi siklus Mei yang biasanya didahului oleh January Effect awal tahun atau siklus kenaikan awal tahun. Namun dengan tidak adanya January Effect di awal tahun maka potensi untuk terjadi koreksi di bulan Mei kecil," tulis riset tersebut.
‎

Dalam riset PT HD Capital Tbk merekomendasikan saham beli saham PT HM Sampoerna Tbk (HMSP), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).

IHSG pada pekan lalu untuk periode 18- 22 April 2016) mengalami kenaikan 1,89 persen ke posisi 4.914,73  jika dibandingkan penutupan di pekan sebelumnya 4.823,56. Kapitalisasi pasar naik menjadi Rp 5.217 triliun dari sebelumnya Rp 5.210 triliun.

Rata-rata transaksi harian naik 0,27 persen menjadi Rp 6 triliun dari Rp 5,98 triliun. Namun rata-rata volume transaksi harian mengalami koreksi 4,03 persen dan rata-rata frekuensi harian berkurang 0,46 persen. (Amd/Ahm)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya