Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak mampu bertahan di zona hijau pada perdagangan Selasa pekan ini. Pelaku pasar belum menemukan sentimen baru dalam perdagangan hari ini.
Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (17/5/2016), IHSG melemah tipis 2,40 poin atau 0,05 persen ke level 4.729,15. Indeks saham LQ45 turun 0,08 persen ke level 808,47.
Pada pembukaan perdagangan pagi tadi, IHSG naik 8,63 poin atau 0,21 persen ke level 4.740,19. Indeks saham LQ45 menguat 0,19 persen ke level 810,65.
Pada penutupan ini, ada sebanyak 133 saham berada di zona merah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 130 saham menghijau sehingga mampu membuat tekanan IHSG terbatas. Selain itu, 125 saham lainnya diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan saham sekitar 217.610 kali dengan volume perdagangan saham sekitar 4,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 4,6 triliun.
Baca Juga
Investor asing melakukan aksi beli dan jual masing-masing Rp 1,6 triliun. Pemodal lokal melakukan aksi beli dan jual masing-masing Rp 2,2 triliun.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham infrastruktur yang turun 0,35 persen dan saham keuangan yang melemah 1,34 persen.
Sektor saham aneka industri menguat 1,67 persen, dan membukukan penguatan paling besar. Disusul sektor saham perkebunan menguat 1,20 persen dan sektor saham barang konsumsi naik 0,51 persen.
Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham CNKO naik 34,92 persen ke level harga Rp 85 per saham, saham FPNI mendaki 18,52 persen ke level Rp 128 per saham, dan saham DSFI menguat 18,42 persen ke level harga Rp 135 per saham.
Sedangkan saham-saham tertekan antara lain saham LPPS melemah 9,16 persen ke level Rp 119 per saham, saham MGNA susut 8,82 persen ke level Rp 62 per saham, dan saham KPIG tergelincir 8,68 persen ke level Rp 1.000 per saham.
Kepala Riset PT Universal Broker Securities Satrio Utomo menjelaskan, investor belum menemukan sentimen baru dalam perdagangan hari ini. Oleh karena itu, pergerakan IHSG meskipun tertekan namun tidak terlalu dalam. Selain itu, pelaku pasar biasanya melepas posisi menjelang Puasa. Hal itu juga turut menekan IHSG.Â