Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi masih rawan tekanan pada perdagangan saham sepekan. Pelaku pasar saat ini masih mengantisipasi langkah Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) untuk menaikan suku bunga acuan.
Kepala Riset PT Universal Broker Securities Satrio Utomo mengatakan, sentimen terkait rencana kenaikan suku bunga acuan The Fed terus berlanjut pada sepekan ke depan.
"Memang pasar ada tekanan sedikit terkait suku bunga The Fed," kata dia kepada Liputan6.com, Jakarta, Selasa (13/9/2016).
Selain itu, dia mengatakan, pelaku pasar juga mencermati realisasi terkait tax amnesty. Sebagaimana diketahui, realisasi tax amnesty terutama terkait dana tebusan masih minim.
"Sejauh ini targetnya memang di bawah. Target itu juga sentimen negatif pasar. Pasar berharap banyak tax amnesty," jelas dia.
Baca Juga
Satrio memperkirakan IHSG berada pada support 5.150-5.200 dan resistance pada level 5.325.
Analis PT NH Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan, IHSG akan bergerak pada kisaran support 5.250-5.267 kemudian resistance 5.345-5.414 pada perdagangan saham sepekan. Dia memperkirakan, IHSG cenderung variatif dengan kecenderungan mendatar.
"Kami perkirakan laju IHSG akan kembali cenderung bergerak variatif flat meski juga akan kembali mencoba rebound sesaat memanfaatkan pelemahan sebelumnya," jelas dia.
Dia meminta pelaku pasar mencermati data global terutama data ekonomi Amerika Serikat (AS). "Data-data global, terutama dari AS pun akan kembali dicermati untuk pandangan pelaku pasar akan potensi kenaikan suku bunga The Fed," kata dia.
Selain itu, dia juga meminta pelaku pasar mencermati beberapa data ekonomi yang bakal keluar pada pekan ini.
Advertisement
Di Indonesia sendiri akan rilis data pinjaman (loan), neraca perdagangan ekspor impor, dan penjualan mobil. Dari China ada pula data pinjaman (loan), foreign direct investment (FDI), industrial production dan penjualan ritel.
Beberapa saham rekomendasi Reza Priyambada antara lain PT Semen Baturaja Tbk (SMBR), PT Astra International Tbk (ASII), PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), dan PT Humpuss Intermoda Transportasi Tbk (HITS).
Kinerja IHSG turun 1,34 persen ke level 5.281,91 dari posisi 5.353,46. Investor asing pun mencatatkan aksi jual mencapai Rp 814 miliar pada 5-9 September 2016.
Kapitalisasi pasar saham BEI turun 1,39 persen dari sebelumnya Rp 5.763,71 triliun menjadi Rp 5.683,44 triliun.
Namun demikian, rata-rata nilai transaksi harian saham di BEI alami kenaikan 7,58 persen dari Rp 6,5 triliun menjadi Rp 7 triliun. Kenaikan ini diikuti oleh kenaikan rata-rata volume transaksi saham 4,41 persen dari 6,87 miliar saham menjadi 7,18 miliar saham. (Amd/Ahm)