Liputan6.com, Tokyo - Bursa Asia melemah pada awal pekan ini usai bursa Amerika Serikat (AS) merosot pekan laku. Kini fokus investor beralih dari kebijakan bank sentral AS ke pemilu AS jelang debat presiden AS.
Pada perdagangan saham awal pekan ini, indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,1 persen pada awal perdagangan. Indeks saham Jepang Nikkei merosot 0,5 persen seiring yen menguat.
Pada pekan lalu bursa AS melemah pada Jumat pekan lalu, tapi masih catatkan penguatan dalam sepekan. Indeks saham S&P 500 mencetak performa baik dalam dua bulan setelah bank sentral AS atau the Federal Reserve mempertahankan suku bunga.
Pelaku pasar juga menanti debat presiden AS antara Donald Trump dan Hillary Clinton. Ini merupakan debat pertama dari tiga debat jelang pemilihan presiden AS pada November 2016. Adapun dalam debat nanti diperkirakan Clinton akan menekan Trump dengan memberikan kebijakan lebih spesifik.
Baca Juga
"Meski pun kinerja "baik" Trump dapat mendorong reli di aset haven antara lain yen, emas, dan obligasi Jerman, akan tetapi sebaliknya mungkin juga dapat mendorong aset berisiko di emerging market, dan saham di AS," ujar Analis IG Angus Nicholson seperti dikutip dari laman Reuters, Senin (26/9/2016).
Adapun polling Reuters menunjukkan kalau sekitar 20 persen pemilih masih tetap ragu terhadap pemilihan AS sekarang.
Sementara itu di pasar uang, dolar AS turun tipis 0,1 persen menjadi 100,89. Sedangkan euro naik tipis 0,1 persen menjadi US$ 1,1238.
Selain itu, investor juga akan fokus terhadap pasar obligasi pemerintahan Jepang pada pekan ini. Pada pekan lalu, bank sentral Jepang mengumumkan akan menerapkan kebijakan moneter dengan kontrol imbal hasil dengan mendorong pinjaman dalam jangka menengah.
Untuk pasar komoditas, harga minyak Amerika Serikat (AS) naik satu persen menjadi US$ 44,91 per barel usai melemah empat persen pada Jumat pekan ini. (Ahm/Ndw)
Advertisement