Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya kembali berada di zona hijau pada sesi pertama perdagangan saham Selasa pekan ini. Penguatan IHSG terjadi di tengah rilis data neraca perdagangan Oktober 2016. Sebelumnya IHSG sempat merosot enam persen dalam dua hari.
Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (15/11/2016), IHSG naik 45,49 poin atau 0,88 persen ke level 5.151,23. Indeks saham LQ45 menguat 1,15 persen ke level 864,76. Seluruh indeks saham acuan kompak menguat.
Ada sebanyak 163 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 126 saham melemah. 82 saham lainnya diam di tempat.
Volume perdagangan saham 4,49 miliar saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 3,89 triliun. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 181.306 kali.
Baca Juga
IHSG sempat berada di level tertinggi 5.169,35 dan terendah 5.091,93. Investor asing masih melakukan aksi jual. Tercatat aksi jual investor mencapai Rp 362,7 miliar di pasar reguler.
Saham-saham yang menguat dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham SMBR naik 10,77 persen ke level Rp 2.160 per saham, saham PPRO menguat 7,11 persen ke level Rp 1.280 per saham, dan saham KREN menanjak 5,8 persen ke level Rp 474 per saham.
Sementara itu, saham-saham yang tertekan antara lain saham ITMG tergelincir 4,36 persen ke level Rp 17.000 per saham, saham WSKT melemah 3,06 persen ke level Rp 2.220 per saham, dan saham PTBA susut 2,92 persen ke level Rp 12.450 per saham.
Bursa Asia pun sebagian besar menguat. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,42 persen ke level 22.314,62, indeks saham Singapura menguat 0,5 persen ke level 2.801,23, indeks saham Malaysia mendaki 0,95 persen ke level 1.632.
Kemudian indeks saham Taiwan mendaki 0,23 persen ke level 8.960. Sedangkan indeks saham Jepang Nikkei turun 0,04 persen ke level 17.665.
Penguatan IHSG terjadi di tengah rilis data ekonomi neraca perdagangan Oktober 2016. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan surplus neraca perdagangan Indonesia di Oktober 2016 sebesar US$ 1,21 miliar. Jumlah ini turun sedikit dari realisasi neraca dagang di bulan sebelumnya US$ 1,22 miliar.
Kepala BPS Suhariyanto atau yang akrab disapa Kecuk menyatakan, nilai ekspor Indonesia di bulan kesepuluh ini sebesar US$ 12,68 miliar atau lebih besar dibanding realisasi impor yang sebesar US$ 11,47 miliar.
"Jadi surplus neraca perdagangan Indonesia di Oktober 2016 sebesar US$1,21 miliar," ucap Kecuk saat Rilis Neraca Perdagangan Oktober 2016 di Kantor BPS.
Advertisement