Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat secara teknikal pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Efek Donald Trump dan rilis neraca perdagangan akan pengaruhi laju IHSG.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan IHSG akan menguat secara teknikal. Level support IHSG di kisaran 5.037 masih akan cukup kuat menopang pola gerak IHSG. Sedangkan target level resistance di 5.251.
"Hari ini IHSG berpotensi menguat. Saat koreksi wajar dapat dimanfaatkan oleh investor untuk akumulasi beli mengingat jangka panjang IHSG masih berada di jalur uptren yang ditopang oleh ekonomi Indonesia masih stabil," ujar William dalam ulasannya, Selasa (15/11/2016).
Baca Juga
Sementara itu, pengamat pasar modal Reza Priyambada menuturkan IHSG berpeluang menguat tetapi terbatas. Penguatan IHSG akan ditopang dari aksi beli investor namun Reza memperkirakan belum terlalu besar. Ia menilai, pelaku pasar masih khawatir terhadap kebijakan Donald Trump yang akan mendorong kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat. Hal itu dapat membuat aliran dana keluar dari emerging market termasuk pasar saham Indonesia.
"IHSG akan berada di kisaran support 4.950-5.000 dan resistance 5.130-5.150. IHSG hanya naik terbatas," ujar Reza saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menuturkan, dari sentimen dalam negeri belum akan terlalu pengaruhi IHSG. Adapun rilis neraca perdagangan menurut Reza kecil pengaruhnya ke laju IHSG. "Di tengah kekhawatiran pasar rilis data ekonomi belum jadi pegangan," kata dia.
Untuk rekomendasi saham, William memilih saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).
Sedangkan Reza memilih saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), INDF, dan PT Ciputra Property Tbk (CTRP) untuk dicermati pelaku pasar.
Advertisement