Otoritas Bursa Ungkap Penyebab IHSG Jatuh 6 Persen dalam 2 Hari

Direktur Utama BEI Tito Sulistio menuturkan, pihaknya akan menghindari intervensi pasar meski laju IHSG masih tertekan.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 14 Nov 2016, 16:46 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2016, 16:46 WIB

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas pasar modal, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyatakan belum akan melakukan intervensi atas anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sebesar 6,04 persen selama dua hari perdagangan ini. BEI akan menunggu sampai pasar tenang.

Direktur Utama BEI, Tito Sulistio menilai kondisi IHSG akhir-akhir ini disebabkan reaksi sesaat pelaku pasar dari terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS). Persepsi negatif lain yang turut menyeret indeks ke zona merah adalah isu kenaikan suku bunga acuan The Fed di akhir Desember ini.

"Saya menganggap ini semua masih psikologis effect dan semacam rekonsiliasi dari kenaikan indeks yang sudah agak tinggi. Juga persepsi atas penyesuaian Fed Fund Rate," jelas dia saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin (14/11/2016).

Oleh karena itu, Tito mengatakan, belum saatnya bagi BEI melakukan intervensi. Dalam kaitannya dengan rencana kenaikan tingkat bunga Bank Sentral AS, dia bilang, pelaku pasar sudah mengantisipasinya sehingga dampak dari kebijakan tersebut bila dieksekusi tidak akan signifikan.

"Secara universal yang paling dijauhi bursa adalah intervensi pasar. ‎Saya akan menghindari sekali intervensi, jadi tidak ada kebijakan diubah karena biasanya intervensi malah lebih buruk. Jadi kita harus cooling down, diemin saja dulu meski tidak tahu sampai kapan, mungkin 3-5 hari," jelas Tito.

Dia menuturkan, BEI akan melakukan langkah sesuai rencana, di antaranya bagaimana mensuplai pasar dengan emiten berkinerja baik dan menguatkan pasar serta menambah saluran distribusi bursa.

"Ekonomi kita masih baik, kurs rupiah masih terapresiasi 3 persen year to date, emiten masih untung karena basisnya domestik market sehingga tidak terganggu. Jadi kondisi sekarang beda dengan 1998, di mana perusahaan rugi semua, tapi ini masih untung semua dan kurs rupiah terkendali," ujar Tito.

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun sekitar enam persen dalam dua hari. Pada perdagangan saham Jumat 11 November 2016, IHSG jatuh 218,3 poin atau 4 persen ke level 5.231.

Tekanan IHSG pun berlanjut pada perdagangan saham, Senin 14 November 2016, IHSG turun 116,23 poin atau 2,22 persen ke level 5.115,73. Indeks saham LQ45 turun 2,38 persen ke level 857,38. Seluruh indeks saham acuan kompak tertekan. Investor asing melakukan aksi jual mencapai Rp 2,6 triliun di pasar reguler. (Fik/Ahm)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya