Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan 21 perusahaan akan menawarkan saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO) pada 2017. Jumlah ini jauh lebih rendah dibanding dengan yang ditargetkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) sebanyak 35 emiten baru tahun ini.
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad tak memberikan alasan atas target tersebut. Namun dia bilang target ini cukup konservatif. "Kami coba targetkan 21 emiten baru tahun 2017 sebenarnya cukup konservatif. Kami menyasar anak-anak BUMN bisa go public," kata dia di Kantor OJK Lapangan Banteng Jakarta, Jumat (13/1/2017).
Advertisement
Baca Juga
Kinerja pasar modal cukup baik di tahun lalu. Hal itu terlihat dari mobilisasi dana dari pasar modal. "Pasar modal sudah menjadi alternatif pembiayaan yang signifikan apakah melalui IPO, rights issue, mengeluarkan surat utang dan sebagainya, sudah menjadi signifikan. Tahun lalu naik 68 persen, mencabai Rp 193 triliun mobilisasi dana yang kita peroleh melalui itu," jelas dia.
Dia mengatakan, OJK akan terus mendorong perusahaan untuk IPO. Salah satunya dengan mempermudah proses penawaran dan penyempurnaan infrastruktur.
"Di pasar modal seperti diketahui akan terus disempurnakan infrastruktur, menyederhanakan mempermudah proses penawaran umum melalui electronic registration sehingga berbagai perusahaan, perusahan daerah dan UMKM lebih mudah mendapatkan pembiayaan pasar modal," tukas dia.
Sebelumnya, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Tito Sulistio menargetkan jumlah perusahaan yang akan melantai atau IPO di BEI pada tahun ini bisa di atas 30 emiten.
Kemudian dengan penguatan broker dan penambahan produk. Selain relaksasi margin, BEI juga mendorong broker dengan adanya perusahaan pembiayaan sekuritas.
"Selain itu juga menambah wakil perantara pedagang efek (WPPE). Kita ingin itu, broker, double dari 2.700 menjadi 5.400," ujar dia. (Amd/Gdn)