Laju IHSG Variatif dengan Kecenderungan Menguat

IHSG diperkirakan akan bergerak di level support 5.720 dan resistance 5.825.

oleh Achmad Dwi Afriyadi diperbarui 12 Jul 2017, 06:30 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2017, 06:30 WIB
IHSG diperkirakan akan bergerak di level support 5.720 dan resistance 5.825.
IHSG diperkirakan akan bergerak di level support 5.720 dan resistance 5.825.

Liputan6.com, Jakarta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan bergerak variatif dengan kecenderungan menguat. Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi memperkirakan IHSG bergerak di level support 5.720 dan resistance 5.825.

Lanjar menjelaskan, IHSG menguat tipis pada perdagangan saham sehari lalu. IHSG ditutup menguat 1,82 poin ke level 5.773,33. Kenaikan ini dipicu penguatan oleh nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

"Nilai tukar rupiah menguat terhadap US$ tidak mampu mendorong penguatan IHSG lebih tinggi di akhir pekan. Sikap spekulasi pesimis pada prospek kinerja keuangan emiten di kuartal kedua mulai terlihat," kata dia, Jakarta, Rabu (12/7/2017).

Hal tersebut terlihat dari aksi jual investor asing. Tercatat, jual bersih saham mencapai Rp 618,72 miliar. "Investor asing pun kian memperlebar aksi jual," tambah dia.

Sementara, Bursa Asia mayoritas ditutup menguat. Indeks Hang Seng naik 1,48 persen dan Topix Jepang naik 0,7 persen.

Lanjar merekomendasikan saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), PT XL Axiata Tbk (EXCL), PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Sumarecon Agung Tbk (SMRA).

Untuk diketahui, pada penutupan perdagangan saham, Selasa 11 Juli, IHSG naik tipis 1,82 poin atau 0,03 persen ke level 5.773,32. Indeks saham LQ45 melemah 0,07 persen ke level 966,62. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.

Ada sebanyak 154 saham menguat sehingga mendukung IHSG. Sedangkan 148 saham melemah dan 120 saham lainnya diam di tempat. IHSG sempat berada di level tertinggi 5.784,-8 dan terendah 5.765,36.

Transaksi perdagangan saham pun masih belum terlalu ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 251.839 kali dengan volume perdagangan 6,9 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 4,8 triliun.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan. Sektor saham aneka industri susut 0,49 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham industri dasar melemah 0,45 persen dan sektor saham keuangan merosot 0,08 persen.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya