Hanya 4 Anak Usaha BUMN yang Bakal IPO di 2017

Empat anak usaha ini akan IPO mulai pada Oktober dan akan terealisasi semuanya hingga awal Desember 2017.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 29 Agu 2017, 17:53 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2017, 17:53 WIB
Empat anak usaha ini akan IPO mulai pada Oktober dan akan terealisasi semuanya hingga awal Desember 2017.
Empat anak usaha ini akan IPO mulai pada Oktober dan akan terealisasi semuanya hingga awal Desember 2017.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan, hanya akan ada empat anak perusahaan dari BUMN yang akan melepas saham ke publik atau Initial Public Offering (IPO) pada tahun ini. Sebelumnya, ditargetkan sembilan anak usaha BUMN bakal melepas saham di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius K Ro menjelaskan, dari laporan terakhir, hanya ada empat anak usaha BUMN yang bakal melantai di bursa pada tahun ini. Penyusutan jumlah tersebut setelah melihat kesiapan dari internal maupun eksternal. 

"Untung cuma empat perusahaan. Kalau sembilan dilakukan di kuartal empat tahun ini, bisa rebutan pasarnya, bisa berantem," tegas Aloy di Kementerian BUMN, Selasa (29/8/2017).

Empat anak usaha BUMN yang akan melepas saham ke publik tersebut adalah PT Garuda Maintenance Facility (GMF), PT PP Presisi, PT Wijaya Karya Gedung dan PT Jasa Armada Indonesia.

Aloy menjadwalkan empat anak usaha ini akan IPO mulai pada Oktober dan akan terealisasi semuanya hingga awal Desember 2017. "Jadi terhitung mulai awal Oktober nanti selang dua minggu akan satu-satu hingga awal Desember, ini biar enggak numpuk dan favorit-favoritan pasarnya," tegas Aloy.

Empat anak usaha ini, ditargetkan Aloy, bisa meraup dana dari IPO Rp 11,1 triliun. Dengan pelepasan ini, diharapkan nantinya akan menjadi modal perusahaan untuk berkembang lebih jauh lagi.

"Sementara untuk yang lain, akan mulai di awal tahun 2018, seperti salah satunya Wika Reality," tambah Aloy.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

Rincian anak usaha

PT Garuda Maintenance Facility (GMF)

Untuk diketahui, PT Garuda Maintenance Facility (GMF) merupakan anak usaha dari PT Garuda Indonesia Tbk. Perusahaan ini memberikan layanan perawatan pesawat dari berbagai jenis dan merupakan salah satu fasilitas perawatan pesawat terbesar di Asia.

GMF AeroAsia dimulai pada tahun 1949 sebagai divisi teknis Garuda Indonesia Airlines, bertindak sebagai penyedia perawatan pesawat tunggal Garuda. Divisi teknis Garuda Indonesia Airlines berubah menjadi Garuda Maintenance Facility Support Center pada tahun 1984 untuk memaksimalkan peran dan kontribusi.

PP Presisi

PT PP Presisi berdiri dengan nama PT Prima Jasa Aldodua (PT PJA) pada 6 Mei 2004. Fokus bisnis utama PT Primajasa Aldodua yaitu jasa sewa peralatan konstruksi skala kecil dengan berfokus pada pengembangan alat ringan, perancah, dan mengelola alat berat milik PT PP (Persero) Tbk.

PT Prima Jasa Aldodua diakuisisi oleh PT PP (Persero) Tbk dan berganti nama menjadi PT PP Alat Konstruksi (PP Alkon) pada Juni 2014, kemudian PT PP Alat Konstruksi berganti nama menjadi PT PP Peralatan Konstruksi pada Juli 2014.

Transformasi bisnis utama PT PP Peralatan Presisi dengan mengembangkan diferensiasi produk yaitu Jasa Pekerjaan Konstruksi Sipil dan Gedung, Penjualan Beton Ready Mix, Pondasi, Erector, dan tetap menyewakan peralatan alat berat berupa tower crane dan passenger hoist.

PT PP Peralatan Konstruksi berganti nama menjadi PT PP Presisi Tbk pada Maret 2017.

WIKA Gedung

PT Wijaya Karya Gedung (WIKA Gedung), sebagai salah satu anak perusahaan dari PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) yang fokus bisnis pada bangunan pribadi, kantor, apartemen, kondominium hotel, pusat perbelanjaan, fasilitas pendidikan, dan bangunan komersial lainnya.

Seiring dengan perkembangan PT WIKA Gedung, juga melakukan pengembangan bisnis untuk pasar luar negeri dan mengumpulkan pengalaman dan kelas untuk memasuki pasar pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan BUMN.

PT WIKA Gedung didirikan pada tanggal 24 Oktober 2008 dengan modal dasar sebesar Rp 200 miliar dan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp 50 miliar. WIKA memiliki 99 persen saham di PT WIKA Gedung, 1 persen sisanya dimiliki oleh Koperasi Karyawan WIKA.

Jasa Armada Indonesia

PT Jasa Armada Indonesia atau IPC Marine Service adalah anak perusahaan PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) yang bergerak di bidang layanan pemanduan dan penundaan kapal. Jasa Armada Indonesia memiliki 17 kapal tunda di Pelabuhan Tanjung Priok.

Jasa Armada Indonesia melakukan transformasi kegiatan docking kapal pada 2014 hingga 2016 kemarin. Transformasi dilakukan dari berbagai sisi, mulai dari manajemen proyek, alur kerja docking yang lebih terorganisasi, proses procurement hingga pembenahan mindset dan working culture para pekerjanya.

Untuk proyek transformasi ini, JAI dan IPC dibantu oleh Thome Marine Consultants, sebuah konsultan yang berpengalaman dan memiliki eksposur internasional.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya