Sektor Jasa Picu Wall Street Kembali Cetak Rekor

Wall street kembali menguat meski terbatas didorong harapan laporan keuangan perusahaan lebih baik dan rilis data sektor jasa.

oleh Agustina Melani diperbarui 05 Okt 2017, 05:00 WIB
Diterbitkan 05 Okt 2017, 05:00 WIB
Wall Street
(Foto: Reuters)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat tipis sehingga kembali sentuh rekor tertinggi. Penguatan wall street didorong sektor jasa menunjukkan tanda-tanda kekuatan ekonomi dan prospek pendapatan perusahaan.

Pada penutupan perdagangan saham Rabu (Kamis pagi WIB), indeks saham Dow Jones naik 19,97 poin atau 0,09 persen ke posisi 22.661,64. Indeks saham S&P 500 menguat 3,16 poin atau 0,12 persen ke posisi 2.537,74. Indeks saham Nasdaq bertambah 2,91 poin atau 0,04 persen ke posisi 6.534,63.

Kenaikan indeks saham acuan terbatas lantaran harga minyak tergelincir bebani sektor saham energi. Indeks sektor saham energi S&P 500 susut 0,1 persen.

Sedangkan indeks sektor saham teknologi informasi S&P yang sudah naik 26 persen sepanjang 2017, mencatatkan penurunan pertama dalam tujuh sesi. Indeks saham tersebut melemah 0,2 persen. Sentimen lainnya yaitu sektor jasa AS tumbuh cepat dalam 12 tahun.

"Ini adalah pasar yang tenang secara keseluruhan. Saya pikir pelaku pasar juga menunggu musim laporan keuangan dan data ekonomi lainnya," ujar Paul Nolte, Manajer Portofolio Kingview Asset Management, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (5/10/2017).

"Kami telah melihat data ekonomi terutama data manufaktur baik di AS maupun di seluruh dunia yang lebih baik. Jadi ini akan berdampak positif untul laporan keuangan," tambah Nolte.

Analis memperkirakan, pendapatan kuartal III perusahaan masuk indeks S&P 500 naik 5,5 persen. Angka itu turun dari pertumbuhan pada dua kuartal sebelumnya. Para analis memperkirakan, hasil kinerja keuangan perusahaan lebih baik dari perkiraan.

Pada pekan ini, pelaku pasar pun menanti hasil laporan gaji non sektor pertanian pada September. Mengabaikan kekhawatiran terhadap gejolak pemerintahan Presiden AS Donald Trump, US Secretary of State Rex Tillerson membantah mengundurkan diri.

Investor khawatir kalau pengunduran diri pejabat di AS dapat membebani usaha Trump untuk mendorong program reformasi pajak.

Sebelumnya Menteri Kesehatan Tom Price mengundurkan diri pada 29 September menyusul kehebohan mengenai penggunaan pesawat pribadi mahal untuk bisnis pemerintah.

Sedangkan saham-saham yang pengaruhi wall street antara lain saham Mylan yang melonjak 16,2 persen. Sedangkan saham Teva Pharmaceutical turun 14,6 persen. Indeks sektor saham kesehatan S&P 500 naik 0,5 persen. Wells Fargo tergelincir 1,1 persen.

Volume perdagangan saham tercatat 5,8 miliar saham di wall street. Angka itu lebih rendah dari rata-rata harian selama 20 hari terakhir di kisaran 6,3 miliar saham.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya