Ancaman Perang Korut ke AS Bikin Wall Street Tergelincir

Menteri luar negeri Korea Utara mengatakan bahwa Presiden Donald Trump telah mengumumkan perang terhadap negara tersebut.

oleh Nurmayanti diperbarui 26 Sep 2017, 05:04 WIB
Diterbitkan 26 Sep 2017, 05:04 WIB
Wall Street
(Foto: Reuters)

Liputan6.com, New York Wall Street merosot pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jalarta), terpicu aksi jual saham teknologi yang membebani Nasdaq. Pernyataan terakhir Korea Utara tentang genderang perang ke Amerika Serikat (AS) turut menambah kehati-hatian di pasar.

Melansir laman Reuters, Dow Jones Industrial Average turun 53,84 poin atau 0,24 persen menjadi 22.295,75. Sementara indeks S&P 500 kehilangan 5,56 poin atau 0,22 persen menjadi 2.496,66 dan Nasdaq Composite turun 56,33 poin atau 0,88 persen menjadi 6.370,59.

Pasar bergejolak usai Menteri luar negeri Korea Utara mengatakan bahwa Presiden Donald Trump telah mengumumkan perang terhadap negara tersebut. Korut merasa berhak mempertahankan diri, termasuk menembak pelaku bom AS meskipun mereka tidak berada di wilayah udaranya.

Gedung Putih memperdebatkan hal tersebut, yang menilai hal tersebut tidak masuk akal.

"Komentar tersebut mendukung aset safe haven, yang disukai investor pada saat krisis. Emas naik 1 persen dan yen Jepang menguat 0,26 persen terhadap greenback di 111,71 per dolar. Narasi Korea Utara tidak akan hilang dan semakin lama menjadi bagian dari percakapan, yang semakin negatif ," kata Peter Kenny, Ahli Strategi Pasar Senior di Global Markets Advisory Group, di New York.

Pasar juga dipengaruhi saham teknologi. Saham Facebook (FB.O) turun 4,5 persen, Microsoft (MSFT.rO) susut 1,55 persen, dan Apple (AAPL.O) lebih rendah 0,88 persen, merupakan salah satu hambatan terbesar pada indeks S&P 500.

Saham Apple melemah usai muncul berita jika perusahaan tersebut telah memberi tahu pemasok untuk mengurangi pengiriman suku cadang untuk iPhone X yang akan datang.

Sekitar 6,42 miliar saham berpindah tangan di bursa A.S., di atas rata-rata 6,02 miliar harian selama 20 sesi terakhir.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya