Sektor Tambang Dorong IHSG Naik Tipis

Sempat berada di level tertinggi sepanjang sejarah, IHSG akhirnya ditutup menguat 2,05 poin ke posisi 5.952,07.

oleh Agustina Melani diperbarui 24 Okt 2017, 16:15 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2017, 16:15 WIB
20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Suasana pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona hijau pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Akan tetapi, penguatan IHSG menjadi terbatas.

Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (24/10/2017), IHSG naik tipis 2,05 poin atau 0,03 persen ke posisi 5.952,07. Indeks saham LQ45 melemah 0,38 persen ke posisi 984,15. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.

Pada Selasa pekan ini, IHSG sempat sentuh level tertinggi dalam sejarah. IHSG sempat berada di posisi 5.974,20 dan terendah 5.949,32. Akan tetapi, saat penutupan IHSG bergerak menguat terbatas.

Ada sebanyak 169 saham yang menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sedangkan 175 saham tergelincir sehingga menahan penguatan IHSG. 123 saham lainnya diam di tempat.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 365.516 kali dengan volume perdagangan 10,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,1 triliun.

Investor asing melakukan aksi jual Rp 81,17 miliar di pasar reguler. Sedangkan posisi dolar Amerika Serikat berada di posisi 13.526.

Sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham barang konsumsi turun 0,25 persen, sektor saham infrastruktur susut 0,24 persen dan sektor saham keuangan turun 0,93 persen.

Sedangkan sektor tambang naik 2,94 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham aneka industri mendaki 1,29 persen dan sektor perdagangan menguat 1,14 persen.

Saham-saham yang catatkan top gainers antara lain saham UNSP naik 31,68 persen ke posisi Rp 212, saham ZINC melonjak 24,48 persen ke posisi Rp 890 per saham, dan saham SQMI menanjak 20,23 persen ke posisi Rp 416 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham MTWI melemah 24,66 persen ke posisi Rp 388, saham SDRA merosot 24,54 persen ke posisi Rp 615 per saham, dan saham ARTA tergelincir 15,52 persen ke Rp 294 per saham.

Sebagian besar bursa Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,53 persen, indeks saham Singapura turun 0,33 persen.

Sementara itu, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,02 persen, indeks saham Jepang Nikkei menanjak 0,50 persen, indeks saham Shanghai mendaki 0,22 persen dan indeks saham Taiwan menanjak 0,08 persen.

Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan, penguatan IHSG didorong laporan kinerja emiten kuartal III 2017 yang cukup baik. Selain itu, pelaku pasar juga menanti laporan kinerja emiten lainnya yang akan keluar pada pekan ini yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), dan PT Bank Jatim Tbk (BJTM).

"Kinerja emiten ada beberapa yang bagus seperti PT Waskita Beton Precast sehingga mendorong IHSG. Selain itu, aliran dana investor asing yang masuk dalam tiga hari ini," jelas William saat dihubungi Liputan6.com.

Sedangkan dari sentimen eksternal, William menuturkan saat ini cenderung sepi sentimen.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya