Liputan6.com, Jakarta - Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat pada perdagangan saham Jumat pekan ini.
Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Suryawijaya menuturkan, potensi kenaikan IHSG masih terbuka cukup lebar. Ini karena level support yang terjaga cukup kuat dan peluang cetak rekor baru juga terbuka cukup besar. William menuturkan, bila IHSG terjadi koreksi wajar dapat dimanfaatkan untuk akumulasi beli.
"IHSG akan menguat di kisaran 5.969-6.098. Rilis data ekonomi mengenai current account akan pengaruhi IHSG," ujar William dalam ulasannya, Jumat (10/11/2017).
Advertisement
Baca Juga
Sementara itu, Analis PT Reliance Securities Lanjar Nafi mengatakan IHSG masih akan bergerak variasi dengan kecenderungan tertekan menjelang akhir pekan. IHSG akan bergerak di kisaran 6.000-6.057.
"Pergerakan IHSG secara teknikal tertahan pada level support moving average lima harian dengan potensi berbalik arah dan menguji moving average 20 harian," jelas dia.
Pada perdagangan saham Kamis kemarin, IHSG terkena aksi ambil untung. IHSG turun 6,92 poin ke posisi 6.042,46. Sektor saham industri dasar memimpin pelemahan. Investor asing melakukan aksi jual Rp 180,99 miliar.
Untuk pilihan saham, William memilih saham PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), dan PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) untuk dicermati pelaku pasar.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
IHSG Melemah Tipis pada Perdagangan Saham Kemarin
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di dua arah pada perdagangan Rabu ini dan akhirnya harus berakhir melemah. Investor masih melakukan aksi jual.
Pada penutupan perdagangan saham, Kamis 9 November 2017, IHSG turun 6,92 poin atau 0,11 persen ke posisi 6.042,46. Indeks saham LQ45 tergelincir 0,37 persen ke posisi 1.004,69. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Ada 169 saham melemah sehingga menekan IHSG, sedangkan 155 saham menguat dan 126 saham lainnya diam di tempat. Pada perdagangan Rabu, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.071,54 dan terendah 6.039,86. Transaksi perdagangan saham cukup ramai.
Total frekuensi perdagangan saham 319.491 kali dengan volume perdagangan 8,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,3 triliun. Investor asing melakukan aksi jual Rp 290 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.511.
Secara sektoral, sebagian besar sektor melemah. Hanya ada tiga sektor saham yang menguat, yaitu perkebunan, infrasturktur dan keuangan.
Sektor saham industri dasar turun 1,29 persen, dan mencatat penurunan terbesar. Disusul sektor saham manufaktur susut 0,75 persen. Untuk sektor saham barang konsumsi melemah 0,67 persen.
Saham-saham yang mencatat top gainers antara lain saham SMDM naik 22,69 persen ke posisi Rp 146 per saham, saham GOLD menanjak 21,95 persen ke posisi Rp 500 per saham, dan saham DNAR melonjak 21,43 persen ke posisi Rp 340 per saham.
Adapun saham-saham yang tertekan antara lain saham SQMI susut 11,97 persen ke posisi Rp 412 per saham, saham APII merosot 11,48 persen ke posisi Rp 216 per saham, dan saham WAPO turun 11,11 persen ke posisi Rp 96 per saham.
Advertisement