Bursa Asia Merosot Imbas Harga Minyak Tergelincir

Harga minyak dan bursa saham Amerika Serikat yang tertekan berdampak ke bursa Asia pada perdagangan Rabu pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Nov 2017, 08:45 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2017, 08:45 WIB
Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang wanita berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Akibat peluncuran rudal Korea Utara yang mendarat di perairan Pasifik saham Asia menglami penurunan. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Tokyo - Bursa saham Asia melemah pada perdagangan saham Rabu pekan ini usai harga minyak dunia dan wall street tertekan.

Indeks saham MSCI Asia Pasific di luar Jepang turun 0,16 persen. Indeks saham Australia melemah 0,48 persen. Diikuti indeks saham Jepang Nikkei susut 0,8 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,5 persen.

"Pelemahan bursa saham Amerika Serikat didorong saham energi berdampak ke sektor energi dan industri. Ini juga terjadi usai selama beberapa bulan menikmati tanpa gangguan, sekarang kita melihat koreksi di pasar saham negara berkembang," ujar Masahiro Ichikawa, Senior Strategist Sumitomo Mitsui Asset Management seperti dikutip dari laman Reuters, Rabu (15/11/2017).

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street tertekan berdampak ke bursa Asia. Ini didorong penurunan harga minyak dan saham General Electric yang tertekan. Sentimen itu berdampak ke bursa Asia.

Di pasar uang, euro sedikit berubah ke posisi US$ 1,1793 usai menguat 1,1 persen. Hal itu lantaran dipengaruhi rilis data ekonomi Jerman. Produk domestik bruto (PDB) Jerman naik 0,8 persen pada kuartal III 2017. Angka ini lebih tinggi dari survei Reuters sekitar 0,6 persen.

Indeks dolar AS pun melemah terhadap enam mata uang utama lainnya. Indeks dolar AS turun 0,7 persen. Dolar AS berada di kisaran 113,42 terhadap yen. Kini pelaku pasar fokus terhadap dolar AS. Rilis data inflasi AS akan menjadi katalis untuk pergerakan dolar AS.

Di pasar komoditas, harga minyak AS turun 1,15 persen menjadi US$ 55,06 per barel. Perkiraan kenaikan produksi minyak AS dan permintaan minyak akan melemah berdasarkan laporan dari the International Energy Agency (IEA) membayangi pergerakan harga minyak.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Saham GE Bikin Wall Street Merosot

Sebelumnya Wall Street melemah pada penutupan perdagangan Selasa (Rabu pagi waktu Jakarta) karena tekanan dari saham General Electric (GE). Selain itu, pendorong pelemahan bursa saham di Amerika Serikat (AS) juga karena sentimen perlambatan ekonomi global dan rencana reformasi perpajakan AS.

Mengutip CNBC, Rabu 15 November 2017, Dow Jones Industrial Average (DJIA) turun 30,23 poin dan ditutup di level 23.409,47 karena pelemahan saham General Electric yang telah terjadi selama dua hari berturut-turut.

Saham GE turun 5,9 persen ke level terendah sejak 2011 pada perdagangan Selasa dan telah terjun lebih dari 12 persen dalam dua hari terakhir. Perusahaan telah mengumumkan rencana restrukturisasi besar-besaran dan mengurangi dividen hingga 50 persen.

CEO GE John Flannery menjelaskan kepada NCBC bahwa ia tidak terkejut dengan reaksi investor karena memang perusahaan telah mengecewakan investor.

Pelemahan bursa saham di AS juga ditekan karena data ekonomi yang mengecewakan dari China sehingga menimbulkan kekhawatiran pelaku pasar mengenai ekonomi global.

S&P 500 melemah 0,2 persen menjadi 2.578,87 yang ditekan oleh saham-saham di sektor energi karena penurunan harga minyak. Sedangkan Nasdaq menguat 0,3 persen dan ditutup di level 6.737,87.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya