Liputan6.com, Tokyo- Bursa Asia tergelincir pada pembukaan perdagangan jelang akhir pekan ini. Pelemahan pasar dipicu ketidakpastian mengenai reformasi pajak di Amerika Serikat (AS), setelah Senat dari Partai Republik mengumumkan rencana yang berbeda terkait kebijakan pajak, termasuk penundaan waktu pemotongan pajak perusahaan.
Melansir laman Reuters, Jumat (10/11/2017), indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang turun 0,1 persen, sementara Nikkei Jepang lebih rendah 1,0 persen.
Baca Juga
Senator dari Partai Republik mengatakan bahwa mereka ingin memangkas tarif pajak perusahaan pada 2019, lebih lambat dari jadwal yang diusulkan pada 2018. Keputusan ini memperumit langkah perombakan terbesar undang-undang perpajakan AS sejak tahun 1980-an.
Advertisement
Namun, analis masih yakin kondisi ini akan berubah. "Banyak hal masih terlihat cair, termasuk saat kesepakatan pemotongan pajak akan tercapai," kata Hirokazu Kabeya, Kepala Strategi Global Daiwa Securities.
Dia melihat, kompromi pada akhirnya akan tercapai. "Dan kita tidak perlu terlalu pesimis. Tapi jika mereka benar-benar memutuskan untuk menunda pemotongan pajak setahun, mungkin ada sedikit kekecewaan," jelas dia.
Bursa Asia mengekor Wall Street yang juga melemah pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi waktu Jakarta), terbebani penurunan saham perusahaan teknologi Microsoft dan lainnya.
Pasar juga terdampak investor yang mengalihkan perhatian mereka ke keputusan Senat dari Partai Republik yang menunda kebijakan pemotongan pajak perusahaan yang sangat diinginkan investor.
Indeks Dow Jones Industrial Average kehilangan 0,43 persen berakhir ke posisi 23.461,94. Sementara indeks S&P 500 turun 0,38 persen menjadi 2.584,62. Sedangkan indeks Nasdaq Composite turun 0,58 persen menjadi 6.750,05.
Indeks S&P 500 telah melonjak sekitar 21 persen sejak pemilihan Presiden Donald Trump setahun yang lalu, didorong janji Trump untuk memotong pajak perusahaan dan mengambil tindakan bisnis lainnya.