Bursa Asia Dibuka Langsung Melambung, Investor Menunggu Inflasi AS

Pelaku pasar di Asia Pasifik menunggu indeks harga konsumen untuk bulan Juli AS yang akan diumumkan pada hari Rabu. Data ini merupakan indikator utama kesehatan ekonomi AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 13 Agu 2024, 08:30 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2024, 08:30 WIB
Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)
Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham di kawasan Asia-Pasifik dibuka sebagian besar lebih tinggi pada perdagangan hari Selasa. Penguatan bursa asia ini terjadi usai sesi yang berfluktuasi semalam di Amerika Serikat (AS) karena investor bersiap untuk pengumuman data inflasi utama.

S&P 500 mengakhiri hari dengan datar di 5.344,39, sementara Nasdaq Composite yang sarat teknologi naik 0,21% hingga ditutup pada 16.780,61, dipimpin oleh saham Nvidia yang melonjak 4%.

Di sisi lain, Dow Jones Industrial Average turun 140 poin atau 0,36% hingga ditutup pada 39.357,01.

Pedagang menunggu indeks harga konsumen untuk bulan Juli yang akan diumumkan pada hari Rabu. Data ini merupakan indikator utama kesehatan ekonomi AS.

Investor akan menganalisis data untuk indikasi Federal Reserve dapat mulai memangkas suku bunga pada bulan September.

Di Asia, indeks harga barang korporat Jepang naik 3% pada Juli dari tahun sebelumnya, sesuai dengan ekspektasi dan meningkat lebih cepat dibandingkan dengan 2,9% pada bulan Juni.

Angka ini mengukur perubahan harga barang yang diperdagangkan dalam sektor korporat.

Singapura melaporkan ekonominya tumbuh 2,9% pada kuartal II jika dibanding dengan tahun lalu, sejalan dengan estimasi produk domestik bruto awal yang dirilis pada bulan Juli.

Kementerian Perdagangan dan Industri mengutip kekuatan dalam perdagangan grosir, keuangan dan asuransi serta sektor informasi dan komunikasi.

Negara-kota itu juga mengatakan melihat pertumbuhan PDB 2024 sebesar 2% hingga 3%, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya sebesar 1% hingga 3%.

Gerak Pasar Saham

Nikkei 225 Jepang memulai hari perdagangan dengan kenaikan 2,2%, sementara Topix naik 1,8%.

Kospi Korea Selatan mengikuti, naik 0,36%, tetapi Kosdaq berkapitalisasi kecil turun 0,6%.

S&P/ASX 200 Australia dibuka sedikit lebih tinggi.

Indeks Hang Seng Hong Kong berada pada level 17.144, sedikit lebih tinggi dibandingkan penutupan terakhir HSI di level 17.111,65.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Jumlah Investor Pasar Modal Tembus 13,4 Juta

Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)
Ilustrasi bursa saham Asia (Foto by AI)

Sebelumnya, jumlah investor pasar modal Indonesia terus mencatatkan pertumbuhan positif. Hingga 9 Agustus 2024, jumlah investor pasar modal mencapai 13,45 juta SID.

Direktur Utama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), Samsul Hidayat menjelaskan, jumlah itu mengalami kenaikan 11 persen dibandingkan posisi akhir tahun lalu sebanyak 12,17 juta SID.

"Dari komposisinya, investor lokal mendominasi 99,71 persen dan sisanya 0,29 persen merupakan investor asing," papar Samsul dalam konferensi pers HUT 47 Pasar Modal, Senin (12/8/2024).

Berdasarkan jumlah tersebut, investor saham dan surat berharga lainnya berjumlah 5,87 juta, reksa dana 12,68 juta, dan investor Surat Berharga Negara (SBN) sebanyak 1,13 juta. Total SID juga meningkat sebesar 8 persen dari 16,43 juta di tahun 2023 menjadi 17,72 juta pada tahun 2024 (termasuk SID Pasar Modal dan SID Investor S-MULTIVEST).

Total aset yang tercatat di KSEI mengalami peningkatan 49 persen (ytd) dari Rp7,74 triliun pada 2023 menjadi Rp 8,23 triliun pada 9 Agustus 2024. Peningkatan total aset yang tercatat di KSEI sejalan dengan peningkatan IHSG serta kapitalisasi pasar.

"Peningkatan juga tercatat pada aset under management (AUM) reksa dana yang tercatat di KSEI sampai dengan Juli 2024 berjumlah Rp804,24 triliun, yakni sebesar 10,46 persen," ungkap Samsul.


Dominasi Investor Individu

Dari sisi demografi per 9 Agustus 2024, investor individu di Indonesia didominasi oleh 61,84 persen laki- laki, 54,96 persen berusia di bawah 30 tahun, 31,44 persen pegawai swasta, negeri dan guru, 45,75 persen berpendidikan terakhir SMA dan 44,94 persen berpenghasilan Rp 10–100 juta per tahun.

Berdasarkan komposisi kepemilikan, investor lokal di Indonesia masih mendominasi sebesar 99,71 persen, dengan rincian jumlah 99,63 persen untuk investor saham, dan 99,91 persen untuk investor reksa dana. Sedangkan dari jenis investor, jumlah investor lokal lebih besar dibandingkan dengan investor asing, dengan jumlah 13,41 juta.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya