Liputan6.com, Jakarta - Dropbox dilaporkan telah siap melantai di bursa saham Amerika Serikat. Kabar ini diketahui setelah sumber anonim menyebut perusahaan tersebut telah secara diam-diam melakukan Initial Public Offering (IPO) beberapa waktu lalu.
Dikutip dari Bloomberg, Jumat (12/1/2018) Goldman Sachs Group Inc dan JPMorgan Chase & Co yang akan memimpin proses ini. Meski begitu, Dropbox dikabarkan tengah berbicara pula dengan bank lain untuk memenuhi persyaratan melakukan IPO.
Advertisement
Baca Juga
Rencananya, pada paruh pertama tahun ini, seluruh proses tersebut sudah selesai dilakukan. Namun hingga sekarang, perwakilan dari Dropbox, Goldman Sachs, dan JP Morgan masih menolak berkomentar mengenai kabar ini.
Kabar ini cukup mengagetkan mengingat mantan CEO Apple Steve Jobs pernah menyebut Dropbox sebenarnya bukan sebuah produk, melainkan hanya fitur. Akan tetapi, saat ini Dropbox diperkirakan bernilai sekitar US$ 10 miliar atau Rp 133 triliun.
Dengan kabar ini, sejumlah pihak menyebut Dropbox akan menjadi perusahaan teknologi asal Amerika Serikat dengan nilai IPO terbesar. Sebelumnya, predikat itu sempat disandang oleh Snap, Inc, induk perusahaan Snapchat pada awal tahun lalu.
Dropbox sendiri sejak meluncur sekitar 10 tahun lalu diakui telah berkembang dengan pesat. Kini, layanan penyimpanan awan itu sudah memiliki 500 juta pengguna, ditambah 200 ribu pelaku bisnis yang memanfaatkan layanannya.
Perusahaan yang didirikan Drew Houston ini juga dilaporkan telah melakukan investasi besar-besaran untuk pengembangan layanan komputasi awan miliknya. Dropbox telah menghabiskan ratusan juta dolar untuk membangun pusat data sendiri.
Spotify Siap Lakukan IPO
Selain Dropbox, perusahaan lain yang dilaporkan juga akan menggelar Initial Public Offering (IPO) adalah Spotify. Sejumlah persiapan sudah dilakukan, termasuk menyelesaikan perkara hukum dan merekrut talenta baru.
Laporan terbaru, nilai valuasi layanan streaming musik tersebut sudah menyentuh angka US$ 19 miliar atau setara dengan Rp 257 triliun. Peningkatan ini membuatnya meroket 20 persen, lebih tinggi dari peningkatan valuasi perusahaan teknologi lain di Amerika Serikat dan Eropa.
Menurut kabar dari seorang sumber yang dapat dipercaya, perusahaan berencana untuk menyelesaikan segala urusan IPO pada kuartal ini. Sebelumnya, Spotify memang sempat dilaporkan terkendala beberapa masalah finansial.
Salah satu yang menjadi pertimbangan adalah gugatan hukum dari sejumlah musisi dan label musik. Namun terlepas dari hal itu, pengguna terutama pelanggan berbayar Spotify terus mengalami pertumbuhan.
Perusahaan asal Swedia itu baru-baru ini mengumumkan jumlah pengguna berbayarnya naik dari 60 juta pada Juli 2017 menjadi 70 juta pelanggan berbayar pada awal tahun ini.
Hal ini membuat Spotify jauh lebih unggul dibandingkan salah satu rival utamanya, Apple Music, dengan lebih dari 30 juta pelanggan berbayar per September 2017.
(Dam/Cas)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:Â
Advertisement