Medco Incar Dana Segar Rp 1,5 Triliun lewat Private Placement

PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) akan menambah modal dengan mengeluarkan saham baru dengan mekanisme tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Nov 2018, 11:28 WIB
Diterbitkan 14 Nov 2018, 11:28 WIB
Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di bawah papan pergerakan IHSG di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Karena hal tersebut, Jokowi memberi apresiasi kepada seluruh pelaku industri maupun otoritas pasar modal. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) akan menambah modal dengan mengeluarkan saham baru dengan mekanisme tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atau private placement.

Perseroan akan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 1,77 miliar saham atau maksimum 10 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor dalam perseroan yang berjumlah 17,72 miliar saham. Harga pelaksanaan saham baru yang diterbitkan Rp 868 per saham.

Penetapan harga pelaksanaan saham baru itu berdasarkan harga rata-rata penutupan perdagangan saham dari 31 Agustus 2018-5 Oktober 2018. Total dana yang akan diraup dari hasil penerbitan saham baru itu sekitar Rp 1,53 triliun.

Apabila seluruh saham yang diterbitkan dalam rangka PMTHMETD, pemegang saham perseroan akan terkena dilusi kepemilikan sahamnya maksimal 9,06 persen.

Mengutip keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti ditulis Rabu (14/11/2018), perseroan menerbitkan saham baru ini untuk mendapatkan dana tambahan sehingga memperkuat struktur modal yang dapat dukung usaha.

Selain itu, ekuitas perseroan akan meningkat seiring tambahan jumlah modal yang disetorkan oleh investor strategis yang memberikan penawaran terbaik. Perseroan sedang mencari investor strategis untuk membeli saham baru yang dikeluarkan oleh perseroan termasuk investor finansial.

Sebelumnya perseroan telah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham pada 14 Mei 2018 untuk terbikan sebanyak-banyaknya 1,77 miliar saham dan harga penerbitan Rp 1.306 per saham.

Pada keterbukaan informasi yang diterbitkan, perseroan belum terbitkan saham baru dari PMTHMETD kepada investor manapun. Dengan pertimbangkan kondisi pasar saat ini dan ada perubahan harga saham perseroan yang signifikan, perseroan menilai harga penerbitan yang sebelumnya telah disetujui tidak cerminkan keadaan perseroan. Oleh karena itu, perlu ada persetujuan ulang atas harga penerbitan PMTHMETD yang baru.

PT Medco Energi Internasional Tbk akan meminta persetujuan pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Kamis 15 November 2018.

Adapun agenda RUPSLB tersebut antara lain pembatalan penambahan modal tanpa HMETD yang telah disetujui dalam RUPS pada 14 Mei 2018. Selain itu, persetujuan rencana penambahan modal tanpa HMETD dalam jumlah sebanyak-banyaknya 10 persen dari modal disetor Perseroan sesuai dengan ketentuan POJK Nomor 38 dan perubahan anggaran dasar perseroan.

 

Laba Emiten di BEI Tumbuh 12 Persen

20160801-IHSG-Melesat-Jakarta-AY
Pekerja melintas di layar sekuritas di Jakarta, Senin (1/8). IHSG mengakhiri perdagangan hari ini ditutup di teritori positif. Seharian, IHSG bergerak di zona hijau dan ditutup melesat hingga nyaris 3%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan laba bersih dari perusahaan tercatat atau emiten tumbuh 12 persen atau Rp 26 triliun menjadi Rp 244 triliun pada kuartal III 2018 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 218 triliun.

Pendapatan emiten naik 10 persen atau Rp 185 triliun menjadi Rp 2.061 triliun pada kuartal III 2018. Pada kuartal III 2017, pendapatan emiten mencapai Rp 1.876 triliun.

Sementara itu, total aset tumbuh enam persen atau Rp 510 triliun dari sebesar Rp 9.177 triliun pada akhir 2017 menjadi Rp 9.687 triliun.

Sebanyak 405 perusahaan tercatat atau emiten sebanyak 78 persen membukukan laba bersih. 301 perusahaan tercatat atau sebanyak 58 persen membukukan kenaikan laba bersih jika dibandingkan periode sama pada 2017.

“Terdapat sebanyak 46 perusahaan tercatat yang pada periode 30 September 2017 membukukan rugi bersih menjadi membukukan laba bersih pada periode 30 September 2018,” kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Senin 5 November 2018.

Seluruh sektor mencatatkan peningkatan pendapatan dan aset dengan persentase peningkatan pendapatan terbesar dibukukan oleh sektor tambang, aneka industri, jasa perdagangan dan investasi.

Sedangkan persentase peningkatan aset terbesar dibukukan oleh sektor tambang, aneka industri, properti, properti dan konstruksi.

Sedangkan sektor yang membukukan persentase peningkatan laba bersih terbesar adalah industri dasar dan kimia, aneka industri dan properti, serta konstruksi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya