Sentimen Global, IHSG Bakal Lanjut Terkoreksi

Pelaku pasar atau investor kini tak lagi satu suara mengenai kenaikkan suku bunga acuan dari Bank Sentral Eropa pada tahun depan.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Nov 2018, 06:30 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2018, 06:30 WIB
IHSG
Pekerja bercengkerama di depan layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih akan bergerak melemah pada perdagangan saham Kamis (22/11/2018). Laju IHSG akan berakhir terkoreksi dengan diperdagangkan pada level 5.973-6.036.

Pada perdagangan hari ini, analis memprediksikan gerak indeks bakal lebih dominan dipengaruhi oleh sentimen eksternal atau global dibandingkan sentimen domestik.

"Untuk saat ini, fokus masih akan berada di proses Brexit, apalagi menanti pertemuan rancangan kesepakatan pembahasan antara KTT Uni Eropa dan Inggris untuk disetujui," tutur Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia, Maximilianus Nico Demus di Jakarta.

Tak hanya itu, menurutnya, pelaku pasar atau investor kini tak lagi satu suara mengenai kenaikkan suku bunga acuan dari Bank Sentral Eropa pada tahun depan. Hal ini memperlihatkan bahwa investor mulai khawatir terkait outlook ekonomi di kawasan Eropa.

"Konsensus pasar atas kenaikkan suku bunga pertama kali ECB pada bulan Desember 2019, telah turun dari 100 persen menjadi 95 persen. Ini akibat dari masih tingginya tensi antara Italia yang tak mau merevisi proposal anggaran untuk tahun depan," ujarnya.

Nico menambahkan, dalam proposal anggarannya, Italia menargetkan defisit tumbuh 2,4 persen terhadap pertumbuhan ekonomi atau GDP pada tahun depan.

"Tapi sebetulnya masih dalam batas syarat dari Uni Eropa yaitu sebesar 3 persen. Namun permasalahannya adalah, Italia menolak untuk mengurangi pinjamannya," terang dia.

Di sisi lain, dari sisi teknilal, pola dead-cross mengindikasikan adanya pesimistis pasar terhadap kondisi efek. Gerak IHSG pun diperkirakan masih akan melaju turun pada perdagangan hari ini.

"IHSG akan diperdagangkan pada level 5.900 hingga 6.000 pada pergerakan indeks hari ini," ungkap Head of Research Reliance Sekuritas Indonesia, Lanjar Nafi Taulat.

Sebagai gantinya, saham-saham laik dibeli yang dianjurkan hari ini oleh Nico antara lain saham PT H.M Sampoerna Tbk (HMSP), PT Wijaya Karya Beton Tbk (WTON), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), PT Pakuwon Jati Tbk (PWON), dan PT Jasa Marga Tbk (JSMR).

Adapun menurut Lanjar saham cuan dan menarik hari ini ialah saham PT Adaro Energy Tbk (ADRO), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), PT Bank Permata Tbk (BNLI), serta PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA).

Penutupan Kemarin

Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah pada perdagangan saham Rabu (21/11/2018).

Pada penutupan perdagangan saham, IHSG merosot 57,24 poin atau 0,95 persen ke posisi 5.948,05. Indeks saham LQ45 susut 1,15 persen ke posisi 945,33. Seluruh indeks saham acuan sebagian besar melemah kecuali indeks saham DBX naik 0,36 persen.

Sebanyak 273 saham melemah sehingga menekan IHSG. 131 saham menguat dan 103 saham diam di tempat. Pada Rabu pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 5.978,59 dan terendah 5.908.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 438.735 kali dengan volume perdagangan 8,3 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,1 triliun. Investor asing lepas saham senilai Rp 583 miliar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di posisi Rp 14.598.

Sebagian besar sektor saham tertekan yang dipimpin sektor saham tambang. Sektor saham tambang melemah 5,02 persen, disusul sektor saham pertanian susut 1,57 persen dan sektor saham keuangan merosot 1,51 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham HOME naik 34,96 persen ke posisi Rp 166 per saham, saham MPRO melonjak 25 persen ke posisi Rp 1.075 per saham, dan saham MINA mendaki 24,30 persen ke posisi Rp 665 per saham.

Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham PALM merosot 13,59 persen ke posisi Rp 220 per saham, saham PTIS merosot13,16 persen ke posisi Rp 330 per saham, dan saham ADRO tergelincir 11,78 persen ke posisi Rp 1.310 per saham.

Bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,51 persen, indeks saham Thailand melonjak 0,39 persen, indeks saham Shanghai mendaki 0,21 persen dan indeks saham Singapura menguat 0,39 persen.

Sedangkan indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,29 persen, indeks saham Jepang Nikkei susut 0,35 persen dan indeks saham Taiwan turun 0,03 persen.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya