Liputan6.com, Jakarta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan bergerak menguat pada perdagangan saham Rabu (21/11/2018). Laju IHSG berpeluang di zona hijau dengan diperdagangkan pada level 5.868-6.123.
Sentimen dari dalam negeri dinilai masih membawa angin positif bagi gerak IHSG pada perdagangan hari ini. Analis menilai, perkembangan Brexit masih terus akan dipantau oleh investor asing pada pekan ini.
Advertisement
Baca Juga
Selain itu, Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia, Maximilianus Nico Demus mengatakan, potensi bank sentral Amerika Serikat (AS) the Fed yang dilihat tidak akan menaikkan suku bunga acuan memberikan kabar positif bagi laju IHSG.
"Pertumbuhan ekonomi global yang secara perlahan melambat, berpotensi untuk menahan kenaikan tingkat suku bunga The Fed pada bulan depan. Namun apapun bisa saja terjadi saat ini, mencermati situasi dan kondisi akan menjadi bekal dalam menghadapi ketidakpastian," jelasnya.
Meski begitu, Nico mengungkapkan, tetap amati kemungkinan the Fed dalam mengambil langkah yang tak terduga kedepannya.
"Jadi mungkin probabilitas kenaikkan the Fed masih berkisar 72.3 persen. Banyaknya sentimen akan membuat pergerakan IHSG bervariasi hari ini, namun secara teknikal, indeks IHSG berpotensi menguat pada rentang support dan resistance di level 5,904-5,984," papar dia.
Adapun Fund Manager Valbury Sekuritas Suryo Narpati meramalkan, IHSG secara teknikal akan bergerak menguat terbatas pada rentang 5.968-6.058.
Untuk saham-saham laik koleksi pada hari ini, Nico menyarankan saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT H.M Sampoerna Tbk (HMSP), PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), dan juga PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).
Sedangkan Suryo lebih menganjurkan saham-sama seperti PT Jasa Marga Tbk (JSMR), PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Malindo Feedmil Tbk (MAIN), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), serta PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN).
Penutupan Sebelumnya
Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih belum bisa beranjak dari zona merah. IHSG melemah terbatas pada penutupan perdagangan saham Senin pekan ini.
Berdasarkan data RTI, Senin (19/11/2018), IHSG sempat menguat pada awal pembukaan ditutup turun tipis 7,05 poin atau 0,12 persen ke posisi 6.005,29.
Sebanyak 188 saham melemah sehingga menyeret IHSG ke zona merah. 185 saham menguat sehingga menahan pelemahan IHSG. 138 saham diam di tempat.
Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.036,98 dan terendah 5.974,13. Total frekuensi perdagangan saham sekitar 375.942 kali dengan volume perdagangan 7,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 6,5 triliun. Investor asing beli saham Rp 540,58 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat di kisaran Rp 14.586.
Baca Juga
Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham konstruksi menguat 0,79 persen dan sektor saham keuangan menanjak 0,70 persen.
Sektor saham infrastruktur turun 1,43 persen, dan bukukan penurunan terbesar. Disusul sektor saham tambang merosot 1 persen dan sektor saham barang konsumsi tergelincir 0,39 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham TRUK menanjak 33,77 persen ke posisi Rp 202 per saham, saham MTSM mendaki 28,78 persen ke posisi Rp 179 per saham, dan saham KBLV menguat 20,97 persen ke posisi Rp 450 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham AMAG turun 19,53 persen ke posisi Rp 272 per saham, saham GMTD merosot 18,24 persen ke posisi Rp 12.100 per saham, dan saham RODA susut 12,37 persen ke posisi Rp 340 per saham.
Bursa saham Asia pun bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,72 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,39 persen, indeks saham Jepang Nikkei mendaki 0,65 persen, indeks saham Thailand menguat 0,03 persen, indeks saham Shanghai mendaki 0,91 persen dan indeks saham Taiwan menanjak 0,32 persen.
Sementara itu, indeks saham Singapura melemah 0,60 persen. Kepala Riset PT Koneksi Kapital, Alfred Nainggolan menuturkan, pelemahan IHSG didorong aksi ambil untung. Hal ini mengingat penguatan IHSG yang terjadi sejak pekan lalu.
"Tidak ada sentimen dominasi. Ini profit taking usai IHSG naik signifikan dalam 3-4 hari lalu. Selain itu, rupiah bagus dan investor asing masih beli,” ujar Alfred saat dihubungi Liputan6.com.
Advertisement