Wall Street Cetak Kinerja Terbaik Juni Saat Pertemuan KTT G20

Wall street menguat sehingga mendorong indeks saham acuan S&P 500 dan Dow Jones mencetak kinerja terbaik pada Juni.

oleh Agustina Melani diperbarui 29 Jun 2019, 05:00 WIB
Diterbitkan 29 Jun 2019, 05:00 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Bursa saham  Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat sehingga mendorong indeks saham acuan S&P 500 dan Dow Jones mencetak kinerja terbaik pada Juni.

Penguatan wall street terjadi jelang pembicaraan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di KTT G20 yang sedang berlangsung di Jepang.

Pada penutupan perdagangan saham Jumat (Sabtu pagi WIB), indeks saham Dow Jones naik 73,38 poin atau 0,28 persen ke posisi 26.599,96.

Indeks saham S&P 500 menguat 16,84 poin atau 0,58 persen ke posisi 2.941,76. Indeks saham Nasdaq bertambah 38,49 poin atau 0,48 persen ke posisi 8.006,24.

Seluruh 11 sektor saham di indeks saham S&P 500 menguat di zona positif. Sektor saham keuangan, energi dan industri membukukan kenaikan terbesar secara persentase.

Ketiga indeks saham utama AS melonjak dilihat dari penutupan secara mingguan, kuartal, dan semester I 2019. Selama enam bulan pertama tahun 2019, wall street alami pergerakan luar biasa.

Indeks saham S&P 500 catatkan kinerja terbaik pada Juni sejak 1955. Indeks  saham Dow Jones membukukan kenaikan persentase terbesar pada Juni sejak 1938.

Dari awal 2019, setelah investor melarikan diri dari portofolio saham di tengah kekhawatiran perlambatan ekonomi global yang membuat wall street anjlok pada Desember. Indeks saham acuan S&P 500 melonjak 17,3 persen, dan alami kenaikan terbesar pada semester I 2019 sejak 1997.

"Pasar menyadari bahwa dunia tidak akan berakhir. Juga pimpinan the Federal Reserve Jerome Powell yang melakukan perubahan sejak kenaikan suku bunga terakhir the Federal Reserve yang membuat angin kencang di paruh pertama 2019," kata Penasihat Keuangan New England Investment and Retirement Group, John Ham, seperti dikutip dari laman Reuters, Sabtu (29/6/2019).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Investor Menanti Pertemuan Presiden AS dan China

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Trump menyatakan, harapannya kalau pertemuan dengan Xi di KTT G20 akan produktif. Namun, ia belum membuat janji tentang penangguhan sanksi dari kenaikan tarif.

"Semua orang fokus pada pertemuan Trump dan Xi. Sebagian besar investor mengharapkan gencatan senjata. Pada titik ini, itu hanya pertanyaan tentang seberapa banyak gencatatn senjata yang kita dapatkan," ujar dia.

"Mereka adalah dua pemimpin kuat yang ingin selamatkan muka. Mereka berdua ingin pergi dari sana untuk klaim kemenangan," ia menambahkan.

Sektor saham keuangan memimpin kenaikan di indeks saham S&P 500 dan Dow Jones. Sektor saham tersebut menguat setelah bank-bank besar AS melewati stress test the Federal Reserve dengan bank sentral memberi perusahaan tagihan kesehatan bank yang bersih. Indeks sektor saham bank di S&P 500 naik 2,4 persen.

Volume Perdagangan Saham

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Adapun volume perdagangan saham melonjak di tengah restrukturisasi tahunan indeks saham Russell. Volume bahkan catatkan perdagangan terbesar pada 2019.

Saham Apple Inc turun 0,9 persen setelah pengumuman Kepala Desain Apple Jony Ive meninggalkan perusahaan. Wall Street Journal juga melaporkan produsen iPhone akan memindahkan produksi Mac Pro ke China dari AS.

Saham Constellation Brands Inc naik 4,6 persen usai melaporkan hasil kuartalan yang lebih baik dari perkiraan.

Di sisi lain, belanja konsumen naik moderat pada Mei dan harga naik lebih tinggi. Ini menyiratkan perlambatan pertumbuhan ekonomi dan tekanan inflasi menjinak. Hal itu memberikan alasan rasional bagi the Federal Reserve kemungkinan penurunan suku bunga pada Juli 2019.

Volume perdagangan saham di wall street tercatat 10,26 miliar saham dibandingkan rata-rata harian 7,11 miliar saham selama 20 hari perdagangan terakhir.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya