BEI Ingin Banyak BUMN Jadi Perusahaan Terbuka, Apa Untungnya?

Lewat skema IPO, cakupan pasar atau leveraging BUMN akan semakin besar sehingga dapat mengurangi beban negara.

oleh Bawono Yadika diperbarui 27 Okt 2019, 17:00 WIB
Diterbitkan 27 Okt 2019, 17:00 WIB
Pembukaan-Saham
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan menyebut sejumlah keuntungan jika perusahaan pelat merah melantai di bursa saham. Hal ini sejalan dengan harapan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) yang menginginkan banyak perusahaan BUMN melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di era pemerintahan Kabinet Indonesia Maju.

"Keuntungan pertama dari sisi substansi, ini merupakan akses pendanaan baru jika BUMN melakukan IPO," ungkap dia kepada Liputan6.com, Minggu (27/10/2019).

Selain itu Alfred melanjutkan, lewat skema IPO, cakupan pasar atau leveraging BUMN akan semakin besar sehingga dapat mengurangi beban negara.

"Utang BUMN ini kan relatif tinggi dari pinjaman perbankan. Dengan skema IPO, ini membantu beban Pemerintah dari segi pendanaan, karena kan setoran modalnya dari masyarakat," ujar dia.

Tak hanya itu, masuknya BUMN ke pasar modal juga akan memperkaya pilihan pendanaan yang tak hanya ditempuh lewat skema IPO semata.

"Kan lebih variatif juga di BEI, ada sumber pendanaan seperti sekuritisasi aset, obligasi subordinasi. Jadi lebih bervariasi dibanding perbankan," kata dia.

Sebagai informasi, berdasarkan laporan keuangan emiten BUMN per Juni 2019, tercatat jumlah utang BUMN beserta anak usahanya mencapai Rp 3.239,27 triliun.

Sementara tanpa anak usaha, jumlahnya sebesar Rp 3.130,99 triliun. Jumlah tersebut mencakup utang dalam bentuk rupiah dan dolar Amerika Serikat (AS) dengan menggunakan asumsi kurs 14.000 per dolar AS.

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan video pilihan berikut ini:

Jokowi Dilantik, BEI Ingin BUMN Melantai di Bursa Lebih Banyak

Terjebak di Zona Merah, IHSG Ditutup Naik 3,34 Poin
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEI, Jakarta, Rabu (16/5). Sejak pagi IHSG terjebak di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi berharap kedepan semakin banyak BUMN yang melantai di bursa saham.

Hal itu dikatakan di Gedung BEI usai ditanya harapannya pasca pelantikan presiden terpilih yakni Joko Widodo-Ma'ruf Amin pada 20 Oktober 2019 kemarin.

"Pemerintahan 5 tahun kedepan kita pasti dukung. Yang penting dari kita ekonomi daj situasi politik tetap stabil," ujarnya di Gedung BEI, Senin (21/10/2019). 

Dengan situasi politik yang kondusif, menurutnya itu akan semakin memantik banyak perusahaan untuk mencari pendanaan lewat pasar modal.

"Di luar itu, ya kita harap banyak BUMN yang go public di pasar modal. Kita harapkan demikian," kata dia.

Adapun pihaknya optimistis target sebanyak 75 perusahaan IPO akan tercapai hingga akhir tahun ini.

"Insha Allah bisa, tetap optimislah," tegasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya