Corona Bikin Investasi Saham Anda Terperosok? Ini Cara Bangkit Kembali

Sejak akhir Februari lalu, banyak investor yang menjadi was-was karena harga saham terus menurun.

oleh Arthur Gideon diperbarui 26 Mar 2020, 07:00 WIB
Diterbitkan 26 Mar 2020, 07:00 WIB
Pembukaan-Saham
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Virus Corona ternyata tidak hanya menggerogoti kesehatan. virus yang berasal dari Wuhan China tersebut juga bikin pasar saham anjlok.

Tercatat, sudah berkali-kali pasar saham di Indonesia harus dihentikan sementara karena mengalami penurunan 5 persen. Saat ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah berada di bawah 4.000.

Sejak akhir Februari lalu, banyak investor yang menjadi was-was karena harga saham terus menurun. Lalu bagaimana cara menyiasati harga saham yang anjlok karena corona ini?

Dikutip dari Swara Tunaiku, begini cara atasinya:

1. Belajar dari Warren Buffett

Harga saham yang anjlok penyebabnya adalah para investor yang panik menjual saham-saham mereka. Menanggapi hal ini, investor kawakan dunia Warren Buffett justru memiliki pendapat yang bertentangan dengan para investor yang menjual saham-sahamnya.

Menurut Buffett, saham yang dibelinya adalah untuk 20 sampai 30 tahun ke depan, sehingga jika tahun ini saham anjlok karena corona, maka nggak akan memengaruhi sahamnya karena saham yang dibeli adalah untuk jangka panjang sehingga Buffett tetap menjalankan investasi seperti biasa.

 

2. IHSG turun drastis dan risiko yang akan dihadapi

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Akibat corona, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diberitakan turun dalam. Corona menjadi ancaman bagi perekonomian dunia, termasuk Indonesia, yang dapat mengancam investasi aset. Nilai saham ini masih bisa terkoreksi seperti yang terjadi dalam bursa saham Asia.

Seperti indeks Nikkei, indeks PSEI dari Philipina, dan indeks Hang Seng. Risiko yang akan dihadapi adalah meningkatnya resesi global karena aktivitas ekonomi global melambat sehingga memengaruhi kegiatan ekonomi dunia, dan permintaan pasar pun menurun.

 

3. Siasat agar tetap aman berinvestasi di kala corona mewabah

IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Tak bisa dipungkiri mewabahnya corona akan memengaruhi ekonomi global yang membuat nilai saham turun, sehingga investor memang harus sangat hati-hati saat berinvestasi saham. Karena risiko berinvestasi saham sudah cukup tinggi dan bisa mengalami fluktuasi dengan cepat, maka saat corona mewabah sebaiknya hindari berinvestasi saham, tapi diversifikasikan investasi ke instrumen yang lebih rendah risiko seperti emas, deposito, atau obligasi.

Investasi berisiko rendah tersebut memang menghasilkan keuntungan yang kecil tapi keuntungan yang didapat lebih pasti daripada saham. Seperti emas yang nilainya justru naik saat saham turun, deposito yang memiliki bunga hingga 4,5 persen - 4,75 persen per tahun, atau obligasi yang bisa dijual tanpa perlu menunggu jatuh tempo.

 

4. Fokusnya bukan mencari keuntungan, namun mengurangi kerugian

Akhir tahun 2017, IHSG Ditutup di Level 6.355,65 poin
Pekerja tengah melintas di dekat papan pergerakan IHSG usai penutupan perdagangan pasar modal 2017 di BEI, Jakarta, Jumat (29/12). Pada penutupan perdagangan saham, Jumat (29/12/2017), IHSG menguat 41,60 poin atau 0,66 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Meski keuntungan akan berkurang karena mendiversifikasi ke investasi berisiko rendah, namun yang menjadi tujuan utama diversifikasi ini adalah untuk meminimalkan kerugian, karena kita sama-sama tahu bahwa kondisi pasar saham sendang nggak stabil. Namun bagi investor yang berani mengambil risiko besar maka tetap berinvestasi saham boleh dilakukan karena saat ini harga saham sedang murah-murahnya.

Jika memiliki kemampuan analisa yang baik, harga saham murah dari perusahaan yang memiliki fundamental baik merupakan saham yang menarik untuk dibeli dengan harapan harganya akan kembali naik setelah corona mereda karena perusahaan memiliki fundamental yang baik.

 

5. Tips berinvestasi meski diterjang wabah corona

Dilanda Corona, IHSG Ditutup Melesat
Pekerja melintas di layar IHSG di BEI, Jakarta, Rabu (4/3/2020). IHSG kembali ditutup Melesat ke 5.650, IHSG menutup perdagangan menguat signifikan dalam dua hari ini setelah diterpa badai corona di hari pertama pengumuman positifnya wabah corona di Indonesia. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Meski corona mewabah dan mengacaukan harga investasi, ada hal-hal yang bisa kamu lakukan agar investasimu tetap terjaga.

Mengatur ulang portofolio investasi menyesuaikan dengan risiko yang dimiliki setiap instrumen investasi. Mengurangi dana investasi yang merosot karena corona dan alihkan dana ke investasi yang tetap stabil saat corona mewabah. Pantau secara berkala seenggaknya hingga akhir 2020 nanti, dan tetap update informasi perkembangan perekonomian dunia. Jangan mudah tergiur dengan investasi yang belum jelas legalitasnya.

Tak perlu khawatir dan ikutan panik saat investasi terpengaruh oleh corona, karena selalu ada jalan keluar yang bisa dilakukan untuk tetap cuan dalam berinvestasi. Semoga investasi kamu selalu terjaga dengan tips-tips ini, ya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya