Wall Street Menguat di Tengah Kekhawatiran Gelombang Kedua Corona

Dow naik lebih dari 400 poin, tetapi Wall Street meraih kerugian mingguan terbesar sejak Maret

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 13 Jun 2020, 07:30 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2020, 07:30 WIB
Wall Street Tertekan Kena Imbas Krisis Yunani
Reaksi pasar negatif terhadap penyelesaian utang Yunani membuat indeks saham Dow Jones merosot 348,66 poin ke level 17.598.

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham di Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup menguat pada Jumat (Sabtu waktu Jakarta) di tengah perdagangan yang fluktuatif karena para investor mencoba untuk bangkit dari kerugian tajam di sesi sebelumnya.

Para investor gelisah dengan munculnya gelombang kedua kasus virus corona (Covid-19).

Dikutip dari CNBC, Sabtu (13/6/2020), Dow Jones Industrial Average naik 477,37 poin atau 1,9 persen ke level 25.605,54. Indeks blue-chip telah diperdagangkan lebih dari 800 poin lebih tinggi pada hari sebelumnya.

S&P 500 naik 1,31 persen menjadi 3.041,31. Sementara Nasdaq Composite naik 1 persen dan ditutup pada level 9.588,81.

Untuk pekan ini, Dow dan S&P 500 masing-masing turun 5,5 persen dan 4,7 persen, sedangkan Nasdaq turun 2,3 persen. Ketiganya membukukan minggu terburuk mereka sejak 20 Maret.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pembukaan Kembali Kegiatan Ekonomi

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Saham perusahaan yang bergantung pada keberhasilan pembukaan kembali ekonomi naik pada Jumat, dengan Delta Air Lines naik 11,8 persen dan operator pelayaran Carnival Corp menambahkan 14,5 persen.

Saham-saham itu sangat terpukul selama aksi jual Kamis karena investor khawatir pembukaan kembali ekonomi bisa ditunda oleh gelombang kedua kasus virus corona.

"Mengingat besarnya reli, itu akan mengejutkan saya jika kami melakukan aksi jual satu hari," kata Andrew Slimmon dari Morgan Stanley Investment Management.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya