Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan mobil listrik di Indonesia membuat beberapa perusahaan menaruh perhatian pada sektor ini, salah satunya PT Astra International Tbk (ASII).
"Astra ikut mendukung program Pemerintah dalam pengembangan industri otomotif ke arah teknologi ramah lingkungan melalui kendaraan listrik," kata Head of Investor Relations PT Astra International Tbk Tira Ardianti kepada Liputan6.com, Minggu, (10/1/2021).
Tira juga menyebut, Astra akan menjalin kerja sama dengan para prinsipal untuk mendukung perkembangan elektrifikasi kendaraan di Indonesia.
Advertisement
"Saat ini kami telah memiliki produk line up yang lengkap untuk elektrifikasi mulai dari Hybrid EV (HEV) : Toyota Corolla Cross , Plug in Hybrid EV (PHEV) : Toyota Prius PHEV dan Battery EV (BEV) : Lexus UX 300e sebagai opsi untuk para konsumen yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan mobilitas masing-masing," ujar dia.
Baca Juga
Sebagai langkah selanjutnya, Astra juga akan mengkaji dan mengembangkan program elektrifikasi, sehingga kendaraan ramah lingkungan di Indonesia bisa semakin berkembang.
"Ke depannya elektrifikasi kendaraan ini akan terus kami kaji dan kembangkan untuk mendukung program elektrifikasi kendaraan dalam memberikan opsi kendaraan ramah lingkungan bagi masyarakat Indonesia," ujar dia.
Saat disinggung tantangan utama yang harus dihadapi Astra International sepanjang 2021, Tira mengaku ketidakpastian terkait pandemi COVID-19 menjadi salah satu yang harus diperhatikan.
"Tantangan kita utamanya adalah ketidakpastian yang masih kita hadapi terkait pandemi global ini. Dampaknya luas dan multidimensi. Semisalkan dunia berhasil mengatasi covid-19 hari ini pun, dampaknya masih akan tetap ada untuk beberapa waktu kedepan, dan karena itu pemulihan akan perlu waktu. Bertahap," ujar dia.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Belanja Modal Astra
Sebelumnya, menjadi salah satu perusahaan yang terimbas COVID-19, PT Astra International Tbk (ASII) mengaku harus memangkas separuh dana belanja modal atau capital expenditure (capex) pada 2020.
"Tapi sebagai gambaran, biasanya kami mengalokasikan capex sekitar Rp20-30 triliun setiap tahunnya, termasuk untuk investasi. Namun, dikarenakan pandemi, budget capex kami untuk tahun ini, kami potong separuh dari biasanya menjadi hanya sekitar Rp10 triliun," kata Head of Investor Relations PT Astra International Tbk Tira Ardianti kepada Liputan6.com, Jumat, 8 Januari 2021.
Hingga September tahun lalu, Astra International mengaku telah menggunakan separuh dana capex. Hal ini karena 2020 situasi ekonomi dan bisnis tidak kondusif akibat pandemi.
"Maka Perusahaan harus menjaga ketahanan keuangannya, sehingga dilakukanlah penghematan pada biaya operasional dan belanja modal. Pemakaian sampai dengan September tahun ini sudah sekitar separuhnya atau sekitar Rp 5 triliun," ujar Tira.
Saat disinggung dana capex yang akan digelontorkan pada 2021, Tira mengaku masih harus menunggu pemulihan ekonomi dan bisnis.
"Rencana capex 2021 baru akan disampaikan setelah kinerja tahun 2020 ini selesai diaudit. Jadi untuk capex 2021 akan tergantung pemulihan ekonomi dan bisnis," ujar dia.
Tira juga menjelaskan belanja modal rutin yang bisa ditunda akan dilakukan. Meski demikian, ada beberapa hal yang tetap dilakukan, seperti mengakusisi saham Aviva.
"Belanja modal rutin yang bisa ditunda atau bukan prioritas penting akan kami tunda, namun belanja modal yang memang perlu dilakukan untuk keberlanjutan bisnis ke depan tetap kami lakukan, seperti akuisisi saham Aviva di Astra Life, dan akuisisi jalan tol," ujar dia.
Advertisement