Harus Bayar 1,1 Ton Emas hingga Ajukan Banding, Lihat Perjalanan Kasus Antam

Gugatan 1,1 ton emas oleh pengusaha Budi Said kepada PT Aneka Tambang Tbk (Antam) memasuki babak baru. Seiring Antam resmi ajukan banding.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 22 Jan 2021, 11:12 WIB
Diterbitkan 22 Jan 2021, 11:11 WIB
Merangkak Naik, Harga Emas Antam Dijual Rp 702.500
Wujud emas batangan yang dijual di gerai PT Aneka Tambang TBK (Antam), Jakarta, Senin (24/6/2019). Harga emas Antam naik Rp 3.500 per gram menjadi Rp 702.500 ribu per gram dari sebelumnya Rp 699 ribu per gram. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - PT Aneka Tambang Tbk (Antam) menarik perhatian karena gugatan yang dilayangkan pengusaha asal Surabaya, Budi Said. Antam harus membayar kerugian senilai Rp 817,4 miliar atau setara 1,1 ton emas.

Melalui kuasa hukumnya, Ening Swandari, perkara tersebut didaftarkan ke Pengadilan Negeri Surabaya pada 7 Februari 2020 dengan nomor perkara 158/Pdt.G/2020 PN Sby.

Berdasarkan keputusan akhir yang resmi diketok Rabu 13 Januari 2021, Antam harus membayar kerugian senilai Rp 817,4 miliar atau setara 1,1 ton emas. Kasus ini berawal dari pengakuan Budi saat membeli ribuan kilogram emas.

Melalui pemasaran Antam bernama Eksi Anggraeni, transaksi pembelian senilai Rp3,5 triliun terjadi. Budi menegaskan bila kesepakatan awal emas yang Ia dapatkan berjumlah 7.071 kilogram, tetapi emas batangan yang diterimanya hanya sebesar 5.935 kilogram.

Tak terima dengan selisih 1.136 kilogram yang telah disepakati, Budi akhirnya melayangkan gugatan kepada Antam. Ia menegaskan bila pembelian emas tersebut dilakukan karena ada program potongan harga yang ditawarkan.

Budi sempat memberikan surat kepada Antam di Surabaya, tetapi, tak pernah dibalas. Ia akhirnya memberikan surat kepada Antam di Jakarta, tetapi perseroan hanya memastikan bila pihaknya tak pernh menjual emas dengan potongan harga.

Setelah hampir setahun menjalankan gugatan, Budi akhirnya menang dan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Surabaya memberikan isyarat kepada Antam untuk membayar kekurangan emas.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Antam Ajukan Banding

FOTO: Awal Pekan, Harga Emas Antam Turun Menjadi Rp 944 Ribu per Gram
Pramuniaga menunjukkan emas batangan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk di sebuah gerai emas, Jakarta, Senin (18/1/2021). Pada hari ini, harga emas Antam turun menjadi Rp 944 ribu per gram. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Tak terima dengan keputusan tersebut, Kuasa Hukum Antam, Harry Ponto menuturkan, pihaknya sudah mengajukan banding pada Kamis, 21 Januari 2021.

"Banding sudah masuk tadi (Kamis, 21 Januari 2021),” ujar Harry saat dihubungi Liputan6.com melalui pesan singkat.

Sebelumnya dalam keterangan tertulis, tim Harry Ponto sudah di Surabaya, Jawa Timur untuk melakukan proses banding. “Semoga berjalan lancar karena PN Surabaya sedang lockdown pasca keluarnya putusan yang menghukum Antam,” kata dia.

 


Kuasa Hukum Antam Sebut Penjualan Emas kepada Budi Said Sudah Sesuai Prosedur

FOTO: Awal Pekan, Harga Emas Antam Turun Menjadi Rp 944 Ribu per Gram
Pramuniaga menunjukkan emas batangan PT Aneka Tambang (Antam) Tbk di sebuah gerai emas, Jakarta, Senin (18/1/2021). Pada hari ini, harga emas Antam turun menjadi Rp 944 ribu per gram. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Harry Ponto menegaskan, penjualan emas kepada Budi Said sudah sesuai prosedur yang ada. Emas yang diterima Budi Said sudah sesuai dengan harga yang dibayarkan.

Oleh karena itu, ia menyesalkan PN Surabaya yang menghukum Antam yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).


Proses Sidang Dinilai Janggal

Palu hakim
Ilustrasi palu hakim pengadilan. (Sumber Pixabay)

Ia menilai ada hal yang janggal yang ditemukan selama proses persidangan. "Ada sejumlah hal yang janggal dari proses persidangan ini. Tidak benar jika Antam sebagai bagian dari perusahaan negara harus bertanggung jab atas hal yang tidak seharusnya. Kami akan meneliti kembali kasus ini. Apalagi, kasus ini berpotensi merugikan keuangan negara,” ujar dia.

Saat ditanya mengenai hal yang janggal dalam proses sidang itu, Harry belum dapat menjelaskan detil. “Kami baru masuk dan sedang review,” tutur Harry.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya