Apa Efek Penghapusan Kode Broker terhadap Pasar Saham?

Penghapusan kode broker dalam running trade akan membuat para investor akan lebih dalam mempelajari berbagai kemungkinan yang terjadi melalui berbagai analisis.

oleh Agustina Melani diperbarui 04 Mar 2021, 19:17 WIB
Diterbitkan 04 Mar 2021, 19:17 WIB
IHSG 30 Mei 2017 Ditutup Melemah 0,33 Persen
Karyawan memerhatikan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Mandiri Sekuritas, Jakarta, Selasa (30/5). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Rencana Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk melaksanakan penghapusan kode broker di running trade guna melindungi investor ritel Indonesia mendapatkan beberapa tanggapan dari berbagai kalangan.

CEO Coffeemeetstock Theo Derrick menilai, penghapusan kode broker dalam running trade akan membuat para investor akan lebih dalam mempelajari berbagai kemungkinan yang terjadi melalui berbagai analisis baik itu teknikal maupun fundamental.

"Investor yang menggunakan analisis arus kas ini cukup banyak di pasar saham maka kemungkinan transaksinya akan turun dalam jangka pendek, tetapi dalam impact positifnya otomatis kalau mereka hilang acuan mereka akan cari cara baru, otomatis akan ada cara baru nih, cara barunya adalah (kemungkinan) selaras dengan harapan bursa,” ujar Theo Derrick, Jakarta, Rabu, 3 Maret 2021, seperti dikutip dari keterangan tertulis.

Theo menambahkan, hal tersebut juga akan menyehatkan ekosistem bursa, terlihat dari berubahnya kebiasaan yang biasa terjadi ketika adanya running trade dengan kode broker, dengan tidak sedikit dari investor yang membeli saham tanpa tahu perusahaan apa yang dibeli.

"Begitu nama brokernya dihilangkan maka orang-orang itu sekarang mau enggak mau harus belajar tahu saham apa yang dia beli tanpa tuntunan broker. Jadi kalau dulu kita enggak perlu tahu saham apa, yang penting orang itu beli kita (ikut) beli. Kalau sekarang enggak ada, mau nggak mau kalian harus aware kalian beli apa sekarang,” ujar Theo.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, menurut dia, otoritas seperti BEI harus lebih gencar lagi dalam melakukan edukasi dan sosialisasi terkait pasar saham. Hal tersebut dilaksanakan demi mengantisipasi keluarnya investor yang mengacu dari broker besar dari pasar saham Indonesia.

“Perlu lebih gencar lagi dan perlu lebih dekat lagi. Dan mungkin lebih dalem sedikit ya. Karena yang namanya edukasi dari bursa memang juga terus dilakukan, tapi kan sampai level mana, itu yang perlu dipertanyakan,” ujar dia.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Kata Analis

IHSG Dibuka di Dua Arah
Layar informasi pergerakan harga saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada prapembukaan perdagangan Rabu (14/10/2020), IHSG naik tipis 2,09 poin atau 0,04 persen ke level 5.134,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Di sisi lain, Analis Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan Aji Gusta Tama, mengatakan kebijakan tersebut tidak akan terlalu berpengaruh dan tergantung dari tingkat keterampilan dan ilmu pengetahuan dalam menjalankan trading sehari-hari.

"Sebenarnya yang kurang diuntungkan adalah yang lebih mengandalkan faktor tersebut bukan yang analis teknikal atau juga dari analis fundamental, potensi kinerja perusahaan bahkan juga ada investor yang mengandalkan dividen. Sebenarnya hal tersebut tidak berpengaruh kebijakan dari bursa yang menghapuskan kode tersebut," ujar Nafan.

Nafan berharap, ke depannya investor dapat menerapkan strategi yang berbeda dalam berinvestasi di pasar modal, seperti mengandalkan analisis fundamental atau teknikal. Selain itu, imbuhnya, investor dapat mencermati berbagai sentimen setiap hari yang bisa mempengaruhi situasi pergerakan harga saham.

"Dan yang lebih penting lagi, BEI tetap berkomitmen dalam meningkatkan literatur dan literasi pasar modal di tanah air ini, serta yang paling esensial hal ini harus dilakukan secara berkesinambungan,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya