Mau Jadi Bank Digital, Sejauh Mana Persiapan AGRO?

PT BRI Agroniaga Tbk (AGRO) terus melakukan persiapan untuk layanan di sisi jasa termasuk persiapan menjadi bank digital.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 18 Mar 2021, 17:33 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2021, 17:33 WIB
Ilustrasi Bank
Ilustrasi Bank

Liputan6.com, Jakarta - PT BRI Agroniaga Tbk (AGRO) tengah mempersiapkan debutnya menjadi bank digital. Di antaranya mulai dari rencana bisnis hingga operasional AGRO saat menjadi bank digital nantinya.

Direktur Utama BRI Agroniaga, Ebeneser Girsang menuturkan, pihak pemegang saham AGRO, dalam hal ini PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI (BBRI), pada awal tahun lalu telah menyampaikan potensi AGRO untuk debut menjadi bank digital.

Namun begitu, pemegang saham pengendali memberi catatan persiapan bank digital harus matang dan komprehensif. Kemudian juga harus disiapkan mulai dari Sumber Daya Manusia (SDM), infrastruktur, model bisnis, juga target pasar. 

"Banyak yang harus dipersiapkan sehingga pemegang saham pengendali mengatakan ini memang harus dipersiapkan dengan cepat dan terukur,” kata Ebeneser dalam diskusi virtual bertajuk Era Bank Digital, Kamis (18/3/2021).

Ebeneser menegaskan, pihaknya saat ini sedang mengarah menjadi bank digital. Hal ini dibuktikan dengan layanan-layanan AGRO yang berbasis digital.

"Jadi yang paling awal sekali adalah layanan digital untuk sisi pinjaman itu BRI Agro di-support oleh BRI, sudah meluncurkan namanya PINANG (Pinjaman Tenang). Ini full digital end to end melalui smartphone, face recognition, digital signature, penarikan semua sudah digital. Kemudian scoringnya semua sudah digital,” ujar dia.

Ebeneser menyadari, perbankan memiliki layanan yang lebih beragam selain pinjaman. Untuk itu pihaknya terus melakukan persiapan untuk layanan di sisi jasa.

"Itu sedang kami persiapkan membangun proses bisnisnya, mitigasi risikonya. tetap kami memperhatikan apa yang diatur oleh regulator," kata dia.

“Jadi ini semua masih berproses. Kami memang benar-benar mempersiapkan, dan dalam tahap persiapan sangat detil dan terukur,” ia menambahkan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Banyak Bermunculan, Apa Sebenarnya Bank Digital?

FOTO: Pengembangan Sistem Digital Perbankan di Tahun 2021
Nasabah beraktivitas di salah satu kantor cabang digital Bank BNI di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai transaksi ekonomi digital Indonesia pada tahun 2020 mencapai USD 44 miliar. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, semakin populer, sejumlah bank mini atau kecil dengan modal inti Rp1-5 triliun berencana mengembangkan bisnisnya menuju bank digital.

Melihat hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendukung dengan menerbitkan ketentuan. Salah satunya pembentukan bank digital baru harus memenuhi modal inti senilai Rp 10 triliun untuk bank baru. Sedangkan untuk bank lama yang berubah menjadi digital diizinkan untuk modal minimal Rp 3 triliun.

Meski demikian, masih banyak yang bingung dengan istilah bank digital. Lalu apa sebenarnya bank digital?

Melihat hal ini, Head of Research PT Samuel Sekuritas, Suria Dharma menjelaskan, bank digital ialah bank yang benar-benar telah menggunakan sistem digital untuk pengoperasiannya.

"Kalau bank digital bener itu ya mungkin kaya kantor cabang itu enggak perlu ada. Jadi mungkin enggak ada teller gitu ya, jadi semuanya melalui digital," katanya secara virtual, Sabtu, 13 Maret 2021.

Suria menyebut, beberapa bank yang sudah melakukan digitalisasi belum tentu masuk kriteria bank digital. Terlebih sebagian bisnisnya masih menggunakan sistem konvensional.

"Digital itu memang kalau sekarang ini masih terbatas. Jadi bank itu enggak bisa klaim dirinya sebagai bank digital walaupun sudah melakukan digitalisasi. jadi mesti secara penuh ya," ujarnya.

Tak hanya itu, Ia juga menyebut cara berbisnis yang diterapkan bank digital juga berbeda. "Cara berbisnis juga berbeda, seperti kredit. Orang mau kredit sekarang harus ketemu kepala cabangnya lagi," tuturnya.

Meski demikian, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi bank digital saat ini, seperti perkembangan teknologi di wilayah pedesaan.

"Tapi ada tantangan, kalau di kota pakai apps gampang tapi di daerah ini. Enggak semua orang familiar terhadap smartphone. Tapi kalau sudah familiar dan semua sudah menggunakan smartphone, ke depannya tentu akan berkembang pesat," katanya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya